SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Senin, 29 September 2014

Karya 30 Dibukukan (FTS)

PERTEMUAN-PERTEMUAN DENGAN DUKA
Karya: Faiz Deja Ramadhan 

Aku sebenarnya hanya menulis dari curhat seorang teman. Riyan, teman baruku di kota pelajar yang ku anggap sebagai kakak, saat keluarga terasa jauh di kota seberang. Aku mendapat pelajaran banyak darinya, tentang kehidupan, tentang ilmu pengetahuan, dan tentang pengorbanan. Hidupnya tak begitu mulus, bahkan tidak beruntung seperti yang lainnya, namun dia tidak pernah menyerah untuk bertahan di antara kejamnya hidup. Itulah pelajaran penting darinya yang akan aku kenang sampai nanti. Dia, di balik sosoknya yang diam, banyak cerita masa lalu yang disembunyikan.
Dia sering tertegun sendiri, bahkan merasa enggan jika orang mengatakan cinta, aku hanya diam saat dia menceritakan lebih jauh. Baginya cinta adalah anugerah yang tak pernah salah. Tapi orang lain memandang cinta adalah sesuatu yang salah dalam dirinya. Suatu kisah pertama adalah cinta yang tak terungkap dengan sahabat lamanya ketika SMP, mungkin saat itu masih disebut sebagai cinta monyet. Setiap hari Riyan hanya mengirim surat-surat kecil atau puisi di dalam laci kelas atau menempel di sepeda sang pujaan. Hal itu hanya membuat Riyan semakin di-bully . Perasaan cinta pertamanya yang ditahan sejak sekolah dasar hanya berujung sebuah caci, pertemuan dengan Bella mungkin menjadi hal manis dalam hidupnya, namun disisi lain cinta yang timbul itu adalah suatu  hal yang mustahil. Tiga tahun dengan perasaan terpendam dan bully-an yang tiada henti, dia tak pernah salah begitu pula dengan cintanya. Riyan hanya diam ketika hujatan menerpa, belajar tetap menjadi prioritas dikala duka dalam perasannya, prestasi tetap yang utama.
Kisah itu selalu menjadi bayangan hingga kini. Kisah yang berulang lagi saat duduk di bangku SMA. Sosok yang lain, Dias adalah pengisi hati berikutnya. Ini pertemuan yang diharap tidak berujung duka lagi. Lebih nyaman selama tiga tahun hubungan dengan Dias, bahkan sesekali Dias menyatakan cinta dalam nada bercandanya. Dia tahu itu tidak serius, namun Riyan tetap dalam posisinya yang tak enak. Teman-teman juga mengetahui kedekatan mereka, bully-an juga tak terelakkan. Riyan bahkan tak menganggap itu, sudah cukup kebal dilatih dengan bullyan selama tiga tahun di kisahnya yang lalu. Lagi-lagi dia menanggung apa yang seharusnya menjadi bahagianya, apalagi saat Dias menggandeng pujaan hatinya, Riyan memilih menjauh dengan perasaan yang dikuburnya dalam-dalam. Duka ini berakhir dalam tahun ke tiga, saat Dias juga menghembuskan nafas terakhirnya.
Riyan, hidupnya penuh dengan bully-an dari kisah pertemuannya dengan orang yang terkasih. Bahkan dia diasingkan ke pedalaman Kalimantan karena pertemuannya dengan orang-orang setelah Dias. Cinta dan dunianya adalah pertemuan penuh duka, rasa cinta yang selalu kandas. Bagi Riyan yang merasakan cinta, dengan siapapun dan dalam kondisi apapun adalah anugerah yang harus dihormati dan bukan sesuatu yang dijadikan ejekan terlebih ketika status sosial tak serasi. Hal indah yang aku pelajari dari sosok teman, Riyan mengisahkan tentang pertemuan yang penuh pelajaran, duka di akhir adalah pukulan saat perpisahan yang tidak manis. Namun ada hikmah, hikmah untuk saling menghargai dan tidak memandang orang lain dari pandangan kita, tapi jadilah orang tersebut. Jika diperbolehkan mengutip dari Trie Utami, “Bolehkan dia marah pada Tuhan? Mengapa dalam cinta Dia dipertemukan, tetapi untuk bersama, dia tidak diperkenankan.” Terimakasih Riyan, pelajaran hidupmu akan aku kenang.

Buku ini dapat dibaca pada Buku Pertemuan Kita Part 1 terbitan Antologi Penerbit Mafaza Media.


1 komentar:

  1. Silahkan berkunjung ke tulisan di blog sy dan mohon berikan response/komentar ya kawan-kawan. Terima kasih .

    (http://suitincase.blogspot.com/2014/10/semua-dimulai-dari-satu-cerita.html)

    BalasHapus