SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Minggu, 14 September 2014

Ironi Kota Budaya, Banyak Museum sepi pengunjung

YOGYAKARTA (kabarkota.com) - Yogyakarta selama ini terkenal sebagai Kota Budaya. Salah satu ciri

khasnya, karena di kota ini banyak terdapat tempat-tempat bersejarah, sekaligus museum-museum

yang tersebar di berbagai tempat. Sayangnya, dari puluhan museum yang ada di DIY rata-rata sepi

pengunjung.


Salah seorang petugas museum Perjuangan Yogyakarta yang enggan disebut namanya membenarkan, jika selama ini tingkat kunjungan masyarakat ke museum tersebut sangat sedikit.

"Kami tidak bisa menentukan rata-rata pengunjung per harinya, tapi bisa kurang dari 10 orang," kata petugas kepada wartawan, Minggu (17/8).

Meski sepi pengunjung, museum yang terletak di Jalan Kolonel Sugiono Yogyakarta ini ditutup untuk umum, setiap hari Sabtu dan Minggu.

Pengamat Museum di Yogyakarta, Joe Marbun menganggap, minimnya antusiasme masyarakat untuk mengunjungi museum, tidak lepas dari peran dunia pendidikan, dan pengelolaan yang tidak profesional.

"Dunia pendidikan belum sepenuhnya mendorong anak didik untuk memiliki kepekaan sosial," ujar Joe saat ditemui kabarkota.com di Dinas Kebudayaan DIY.

Tidak adanya kepekaan sosial itu, jelas dia juga menjadi penyebab mengapa stimulan-stimulan, seperti museum yang disediakan pemerintah banyak diabaikan. Meski pun telah ada sejumlah program yang dicetuskan oleh pemerintah, seperti Gerakan Cinta Museum, dan Duta Museum.

Selain itu, dari sisi pengelolaan, rata-rata museum yang ada di DIY dikelola secara tidak profesional, dan cenderung mengedepankan manajemen kekeluargaan. Ia mencontohkan ketika terjadi kehilangan benda koleksi benda bersejarah di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, banyak dari pihak-pihak yang akhirnya tidak bisa dimintai keterangan.

Persoalan promosi yang masih sangat minim, juga menjadi penyebab sepinya pengunjung ke tempat penyimpanan benda-benda bersejarah tersebut. Misalnya, pada saat momentum peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang jatuh pada 17 Agustus atau hari ini, semestinya pihak museum bisa berbenah diri untuk bisa menarik perhatian pengunjung dengan membuat agenda kegiatan yang berhubungan dengan peringatan tersebut.

Joe juga berpendapat bahwa interaksi antara museum dengan masyarakat juga harus selalu ada. Dengan begitu, para pengunjung bisa benar-benar merasakan asmosfernya. Termasuk, ketersediaan fasilitas kritik dan saran bagi para pengunjung.

"Komunitas pecinta museum juga banyak, mengapa tidak dioptimalkan perannya?" tanya dia.

Faiz Deja Ramadhan, salah satu mahasiswa di Yogyakarta, juga menilai bahwa dari sisi pengelolaan dan pelayanan museum di DIY masih perlu untuk ditingkatkan.

"Saya sering kecewa ketika hendak berkunjung ke museum ternyata tidak ramah," ungkap Faiz.

Padahal menurutnya, museum itu ibarat summary dari tempat wisata yang semestinya layak untuk dikunjungi.

Mahasiswa asal Jakarta ini juga berharap, museum-museum yang ada dapat dikembangkan dengan High technology sehingga tampilannya lebih menarik.

Kemudahan akses bagi masyarakat umum untuk masuk ke museum-museum khusus, seperti museum kedirgantaraan juga penting sehingga pengunjung tidak lagi merasa enggan untuk datang. (tria/aif) .

Artikel ini diambil dari : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar