SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Jumat, 14 Januari 2011

Senin, 10 Januari 2011

Students In the Train


Happiness in Purwakarta

Di suatu sekolah terdapatlah delapan orang anak yang awalnya mereka tidak saling mengenal namun akhirnya menjadi sekelompok sahabat yang amat dikagumi. Kelompok itu bernama Student In the Train (SIT). Delapan orang anak itu memiliki perbedaan sifat, lima dari mereka merupakan teman satu alumni. Namun setelah mereka berada dikelas yang berbeda- beda mereka berlima menjadi dapat tiga orang teman baru dari kelas yang berbeda pula.

Kedelapan orang itu dipertemukan di suatu tempat yaitu Stasiun Kereta Api karena mereka semua akan naik kereta api yang sama untuk pulang dari sekolah ke rumah pada sore hari. Maka disebutlah grup ini Student in the Train. Delapan orang anak Student In the Train adalah:
1. Angga Maulana (Angga) si besar yang kekanak-kanakan
2. Desfrilia Ondo Debora Tampubolon (Frili) si manja yang feminim.
3. Entri Aprilia (Entri) si kecil yang sabar.
4. Fadhilah Octavia Ningsih (Fadil) si rajin yang autis.
5. Faiz Deja Ramadhan (Faiz) si oke yang keras kepala.
6. Ghani Wicaksono (Ghani) si langsing yang bawel.
7. Rizqi Juliana (Eki) si Hi-Tech yang LoLa.
8. Raden Taufik Pangesta Aditama (Ka Taufik) si Senior yang gak modal.
Pertemuan mereka pertama kali cukup mengesankan, persahabatan mereka sangat baik hingga akhirnya menemui lika-liku, topan – badai, suka-duka persahatan. Apa saja yang akan terjadi pada grup Student In the Train dan persahabatan mereka ? Apakah mereka akan tetap utuh selamanya ? Perjalanan panjang dimulai sekarang.

Awal Pertemuan Di Stasiun Kereta Api

Lima orang teman satu alumni sedang duduk di serambi stasiun menunggu kereta api yang akan datang, mereka berlima adalah: Frili, Angga, Ghani, Entri dan Fadil. Lalu datanglah Faiz bersama teman SD nya dan juga teman satu sekolah nya sekarang. Mereka pun saling bertemu di serambi stasiun sampai salah satu dari mereka berlima yang duduk menyapa kepada dua orang yang baru datang karena mereka anggap mereka siswa satu sekolah dan bernasib sama pulang naik kereta ke rumah.
Angga menyapa Faiz dan Tanto : “Hai, kalian ! Pulang naik kereta juga nih ?”
Tanto menjawab : “ Haha, iya nih !”
Faiz bertanya : “Biasanya kalian berenam mana teman kalian satu lagi ? “ sambil melirikkan mata mencari teman sekaligus tetangganya Eki.
Angga menjawab: “ Oh si Eki ! Iya Dia lagi gak masuk hari ini katanya sakit .”
Lalu Faiz pun hanya mengangguk dan tiba–tiba terlihatlah dari kejauhan dua orang senior dari sekolah mereka datang menghampiri mereka.
Salah seorang senior bernama Moja langsung menghampiri tujuh orang juniornya lebih dulu dan kemudian berkata :
“Anak Smansa kan ? Ngapain pada ngumpul di sini ? Mau nongkrong ya? “
Angga pun menjawab : “Mau nunggu kereta lah. Ini kan stasiun.”
Seorang senior lainnya bernama Taufik menghampiri temannya Moja dan kemudian berkata:
“Oh sama dong Kakak juga mau naik kereta? “
Angga pun bingung lalu bertanya : “ Jadi Kakak tuh, Kakak kelas kita ?”
Taufik dan Moja menjawab bersama: “Oh iya !”
Angga berkata : “Oh aku kira alumni sekolah ku hahahaha !”
Semuanya pun tertawa lalu mereka saling bercerita sambil menunggu kereta datang hingga akhirnya kereta yang mereka semua tunggu datang. Mereka pun merasa senang mendapat banyak teman baru bahkan tidak hanya teman satu angkatan yang naik kereta , kakak kelas mereka pun juga.

Hingga akhirnya mereka pun sering sekali pulang bersama naik kereta dan menjadi teman yang semakin akrab perlu diketahui Kang Moja adalah teman Kang Taufik yang hanya suka mengantarkan Ka Taufik ke stasiun katanya sih dia cuma suka aja lihat kereta lewat sore hari di statsiun. Dan yang awalnya lima orang kini menjadi Sembilan orang teman bareng naik kereta tapi belum membentuk sebuah grup, mereka semua adalah : Angga, Frili, Fadil, Faiz, Ghani, Entri, Eki, Tanto, Ka Taufik. Dan grup ini pun lahir di Facebook yang diberi nama oleh Frili yaitu: “Student In the Train.”

Pada hari Jum’at sore entah tanggal berapa tepatnya. Ka Taufik dan Faiz akan pulang bersama naik kereta mereka pikir banyak anak-anak juga yang naik kereta di Stasiun sore itu. Namun di perjalanan menuju stasiun mereka hanya bertemu Entri dan Ghani ternyata mereka juga mau pulang naik kereta. Tapi saat mereka berempat jalan tiba-tiba hujan turun dan membasahi seluruh tubuh mereka. Mereka pun berteduh sebentar tapi mereka pikir percuma karena sudah basah semua, sampai akhirnya mereka pun melepas sepatu mereka dan berjalan telanjang kaki hingga ke stasiun. Karena mereka tidak mau sepatu mereka basah.

Kejadian ini tidak membuat mereka sedih tapi justru mereka senang mereka hanya berkata “Kita berempatlah Pecinta Kereta Sejati karena sampai hujan begini kita masih membelakan diri untuk naik kereta.” Mereka pun tersenyum sampai mereka pulang dengan selamat ke rumah dengan naik kereta.

Awal Keakraban

Saat itu mereka semua pulang dari sekolah yang bertemu di Stasiun Kereta Api Cikampek. Angga, Fadil, Frili, Entri, Ghani pulang naik kereta bersama Yoga yang merupakan teman satu SMP mereka juga. Sedangkan Ka Taufik , Faiz dan Tanto pulang naik Angkot. Saat mereka bertemu :
“Pulang naik kereta ya gak ngajak nih.” Ujar Faiz.
“Kenapa gak ke stasiun?” Sanggah Frili.
“Kalian mau pada kemana ?” Tanya Ka Taufik.
“Mau ke rumah Angga, mau ikut gak Ka, Faiz ?” Tanya Entri.
“Ayo!” Seru Faiz.
“Kakak gak bisa sekarang, kapan-kapan aja ya.” Ucap Ka Taufik.
“Ya udah Kak gak apa-apa.” Jawab Faiz.
Lau Tanto juga tidak ikut kerumah Angga. Hanya tujuh orang yaitu: Eki, Frili, Ghani, Angga, Faiz, Fadil, dan Entri dan Yoga tanpa Kak Taufik.

Dirumah Angga mereka belajar bersama, nonton film dan yang terakhir berfoto ria tak disangka mereka bertujuh narsis. Tapi Yoga tidak mau ikut berfoto ria.

Konflik Pertama

Hari itu sore yang panas sekali saat semua anggota Student In the Train pulang sekolah dan berjalan menuju stasiun. Terlihat Tanto dan Faiz jalan lebih dulu dari pada yang lain tapi disana tidak ada Ka Taufik. Saat mereka mendengar suara kereta mereka berlari terburu-buru untuk bisa mendapatkan kereta itu, hingga mereka lelah dan nafas mereka tak kuat. Dan akhirnya yang bisa sempat naik ke kereta itu hanyalah Faiz dan Tanto sedangkan enam orang yang lain tertinggal.

Beberapa hari kemudian saat ada hari libur sekolah Frili mengajak teman-teman SIT untuk kerumah dan belajar bersama namun Faiz tidak bisa datang karena tidak ada kendaraan.
Tapi saat Faiz, Frili, Angga online di Facebook tiba-tiba Angga menshare sebuah foto yang lucu, unik, tapi bikin malu yaitu foto Faiz dan mantan pacarnya yang merupakan teman SMP mereka ironisnya foto itu editan dan di sebarkan ke banyak teman di sekolah mereka. Memang lagi ingin iseng mereka.

Hingga Faiz marah besar dan konflik saling menghina di Facebook pun terjadi sampai akhirnya mantan Faiz juga memohon kepada Frili untuk menghapus foto itu. Dan lama-kelamaan mereka pun berdamai dengan sendirinya.

Purwakarta tanpa Frili

Waktu itu sekitar 3 hari setelah Natal, bagi raport sekolah mereka dan sepulang bagi raport mereka berencana menonton film Sang Pemimpi di sebuah bioskop namun saat mereka berdelapan sampai di bioskop itu ternyata bioskop itu tutup. Ya sangat mengesalkan mereka semua.

Akhirnya mereka memutuskan untuk berkunjung ke rumah Ka Taufik di Purwakarta tetangga kota mereka. Namun frili tidak bisa ikut karena harus menghadiri perayaan Natal lalu mereka semua pun naik kereta menuju Purwakarta yang melewati daerah rumah mereka yaitu Cikampek, teman-teman yang lain pun cukup kecewa karena mereka semua tidak bisa lengkap ke Purwakarta yaitu tanpa Frili.

Di Purwakrta mereka dihidangi makanan yang nikmat di rumah Ka Taufik oleh Ibu Ka Taufik. Setelah makan mereka pun berkunjung ke Situ Buleud sebuah situ yang dulunya merupakan tempat pemandian badak, namun saat Belanda menjajah Indonesia tempat itu dijadikan sebuah bendungan.

Sambil berjalan-jalan, bercengkrama, dan berfoto ria di Situ Buleud sambil mereka juga mengenal kota Purwakarta maklumlah ini kota terdekat yang bersebelahan dengan kota mereka bagaimana pun juga mereka ke sini disebut pergi keluar kota.

Setelah sore tiba mereka pulang menggunakan transportasi publik yaitu angkot, walau lelah namun mereka senang karena bisa berjalan-jalan setelah bagi rapot.

Konflik Kedua

Waktu itu di jejaring sosial Facebook heboh akan sesuatu hal yang lucu yaitu dimana Ka Taufik mengirimkan permintaan kekerabatan kepada Fadhilah bukan sebagai Adik perempuan namun sebagai Ayah. Dan setelah Angga melihat itu Ia tertawa terbahak-bahak hingga heboh dan mengirim pesan dinding yang berisi kelucuannya terhadap kecerobohan Ka Taufik ke Fadhilah . Fadhilah berpikir Angga tertawa terlalu berlebihan hingga semua orang melihat pesan dindingnya.

Maka Ia pun marah dan menjauhi Angga hingga beberapa hari, sampai Faiz dan ka Taufik meminta Angga meminta maaf kepada Fadhilah karena biar bagaimanapun konflik itu harus segera diselesaikan karena Student In the Train menjadi lebih berantakan dan terbelah setelah kehebohan di Facebook itu.

Setelah lebih dari seminggu Fadhilah diam tanpa kata kepada Angga dan Student In the Train selalu pulang sekolah dengan terpisah antara kelompok pembela Fadhilah dan kelompok Angga, hingga Angga berpikir kalau Fadhilah itu tidak marah tapi hanya dihasut yang lain dan segala usaha mediasi lewat Faiz dilakukan dengan memberi penjelasan tentang Angga kepada Fadhilah. Akhirnya Angga pun meminta maaf kepada Fadhilah dan kehidupan berjalan normal kembali.

PURWAKARTA 2

Dua pekan setelah konflik Angga dan Fadhilah terjadi akhirnya kini Student In the Train menjalani persahabatn dengan lebih baik lagi.

Sabtu tanggal 20 Maret 2010, S.I.T memutuskan untuk jalan-jalan lagi ke Purwakarta dan kini semua ikut dengan lengkap tanpa terkecuali. Mereka bertujuh naik kereta ke Purwakarta setelah pulang sekolah seperti waktu itu dan Ka Taufik pulang sendiri dengan sepeda motornya agar bisa lebih cepat sampai di rumah dan mempersiapkan segala sesuatu untuk tamunya yaitu para adik kelasnya.

Setelah sampai di Purwakarta mereka menuju rumah Ka Taufik dan langsung disuguhi hidangan yang nikmat mereka yang datang agak tidak enak hati kepada Ka Taufik karena belum lama ini mereka bertamu dan sekarang sudah bertamu lagi.

Setelah makan dan sholat mereka semua jalan-jalan ke alun-alun Purwakarta yang begitu indah tempatnya sambil berfoto ria mereka pun mengungkapakan kesenangan yang tiada tara disana. Setelah puas menikmati indahnya alun-alun Purwakarta dan mampir sebntar untuk kedua kalinya ke Situ Buleud mereka pun pulang dengan perasaan bahagia.

Semua foto mereka pun dibuat sebuah video klip foto yang berjudul “Happinness in Purwakarta” dengan soundtrack lagu “Kepompong dari Sindentosca” yang menggambarkan keindahan persahabatn mereka berdelapan dalam grup Student In the Train.