SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Selasa, 09 September 2014

Karya 9 Dibukukan (Cerpen)

Persembahan Terakhir
Karya: Faiz Deja Ramadhan
Hari itu sekitar pukul 10 pagi, Kami pun segera melangkahkan kaki menuju ke ruang kelas Bahasa Inggris sebab sekolah kami menggunakan sistem moving class sehingga membuat kami harus berpindah di setiap pergantian jam pelajaran. Meskipun begitu semangat belajar saya dan teman-teman tidak pernah surut, terlebih kami yang baru menapaki satu semester di kelas sebelas SMA atau semester pertama setelah kami berada di kelas penjurusan. Saya berada di kelas 11 IPA 3 dan bersekolah di SMA Negeri 1 Karawang. Temanku di kelas ini mayoritas merupakan teman-teman yang saya temui di kelas sepuluh dan ditambah beberapa teman yang baru saya kenal dari kelas lainnya, akan tetapi mereka semua teman-teman yang menurut saya selalu menjaga kebersamaan serta kekompakan. Pelajaran Bahasa Inggris akan segera dimulai sebelum guru memasuki ruang kelas biasanya kami semua telah menyiapkan buku pelajarannya di atas meja agar semua terlihat telah dipersiapkan meskipun buku itu hanya ditaruh dan kami melanjutkan obrolan bersama teman sebangku masing-masing.
Bu Dede akhirnya datang dan memulai pelajaran Bahasa Inggris di kelas dengan pertanyaan-pertanyaan interaktif berbahasa Inggris, sontak kami yang awalnya belum mempersiapkan jawaban atau mengetahui artinya, terbata-bata dalam menjawab pertanyaan. Hingga di tengah jam pelajaran Bu Dede pun meminta izin untuk menyelesaikan jam pelajaran lebih cepat karena beliau kedatangan tamu. Kami pun senang, namun Bu Dede mengingatkan bahwa siang hari kelas kami masih memiliki satu jam pelajaran terakhir yaitu jam pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan oleh Pak Amien. Namun Bu Dede memberitahukan sesuatu bahwa Pak Amien sedang berulang tahun di hari itu, kami pun langsung mendapatkan ide untuk merayakan ulang tahun Pak Amien agar jam pelajaran terakhir kami itu kosong kembali dan diisi perayaan ulang tahun untuk seorang guru. Kebetulan Pak Amien juga merupakan guru yang sangat baik hati meskipun beliau sering memberikan tugas tetapi kami memaklumi karena keadaan beliau yang sedang menderita suatu penyakit membuat beliau tidak memungkinkan untuk berbicara terlalu banyak di depan kelas. Sebagian orang di kelas kami pun pergi untuk membeli kue ulang tahun berukuran sedang. Akhirnya saat jam pelajaran dimulai kami memberikan kejutan kepada Pak Amien dengan sebuah kue ulang tahun. Raut wajahnya begitu senang mendapatkan sebuah kejutan dari para muridnya di suatu kelas dan ternyata baru kelas kami yang pertama merayakan ulang tahun beliau di tahun ini. Kami pun cukup bangga dan senang bisa melihat beliau senang, niat kami yang awalnya tidak baik untuk mengosongkan jam pelajaran ternyata tidak berhasil juga karena Pak Amien tetap mengajar di sedikit waktu, meskipun begitu kami sekelas sungguh senang. 

Setahun kemudian saat kami berada di kelas dua belas atau kelas tiga, pada suatu hari pengumuman dari pengeras suara di sekolah berbunyi dan mengumumkan bahwa Pak Amien telah meninggal dunia karena penyakitnya. Sungguh sangat mengejutkan dan membuat kami turut berduka cita. Kami menyadari kejadian perayaan kecil untuk ulang tahun beliau setahun yang lalu menjadi sebuah persembahan terakhir untuk beliau. Peristiwa itu menjadi sebuah kenangan tak terlupakan bagi kami. Kenangan bersama guru yang kami hormati, seorang guru yang tetap bertahan dan berjuang di tengah kondisi tubuh yang sakit untuk mengajar demi mencerdaskan generasi bangsa.

Cerpen ini dapat dibaca dalam 1.      Buku Guru dalam Memoriku terbitan Penerbit Meta Kata.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar