Tes
Sholat Zidan
Karya: Faiz Deja Ramadhan
Panas
menyeringai terik saat matahari tingginya tepat di atas bayanganku ketika itu aku
baru tiba di madrasah adikku, Zidan. Siang ini Zidan minta dijemput sepulang
sekolah oleh abangnya. Kebetulan aku sedang berlibur di rumah dan tak sedang di
tanah perantauan alias sedang dalam liburan kuliah. Zidan duduk di bangku kelas
empat Sekolah Dasar Islam (SDI) atau biasa disebut Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Dia anak yang cukup aktif di kelas meskipun tidak begitu pandai akademik tapi
Zidan adalah salah satu siswa yang aktif dan mudah bergaul. Zidan pandai dalam
beberapa permainan olahraga seperti sepak bola, futsal, basket, bulutangkis,
renang dan juga bidang atletik yaitu lari. Adikku yang satu ini berbeda sekali
dengan aku, aku yang tak begitu pandai di bidang olahraga dan ketika sekolah
dulu aku terkenal pendiam.
Tepat
pukul satu siang bel sekolah berbunyi menandakan waktu pulang sekolah telah
tiba. Aku menunggu Zidan keluar dari ruang kelasnya dan menuruni tangga karena
kelasnya berada di lantai dua gedung sekolah. Sekitar lima belas menit aku
menunggu akhirnya aku melihat adikku keluar dari ruang kelasnya, saat dia
melihatku dari lantai atas dia pun langsung berlari menuju ke tangga dan
menuruni anak tangga ke lantai bawah. Aku takut kalau dia terjatuh apabila
berlari terlalu cepat. Namun semangat Zidan yang sungguh-sungguh menggambarkan
bahwa dia anak kecil yang aktif sangat membuatku terkadang gemas sambil
mengacak-ngacak rambutnya. Aku pun pulang bersama Zidan dengan mengendarai
motorku menuju rumah, terkadang di saat pulang sekolah seperti ini jalan yang
macet membuat kami agak lama berada di perjalanan.
Sesampainya
di rumah Zidan langsung menghampiri mama dan mencium tangan mama sambil
mengucap salam. Sungguh adikku memiliki ciri-ciri anak yang shalih, aku kagum
padanya. Zidan pun menceritakan kepada mama dan aku bahwa gurunya di sekolah
memberikan pengumuman tentang akan dilaksanakannya tes praktek shalat seperti
tes atau ujian shalat yang akan dilaksanakan saat peringatan hari besar Islam
yaitu peringatan Isra Miraj. Zidan juga mengatakan bahwa tes praktek shalat
tersebut tak hanya akan dijadikan penilaian tes praktek mata pelajaran Fiqih di
kelas empat namun nantinya yang lulus tes praktek shalat tersebut dengan nilai
terbaik akan mendapatkan sebuah penghargaan juara dari sekolah dan
kenang-kenangan dari guru pelajaran Fiqih dan wali kelasnya. Zidan pun
bersemangat untuk belajar hapalan shalat dan praktek shalat dengan bacaan serta
gerakan yang baik dan benar. Mama pun menyuruh Zidan untuk meminta bimbingan
kepada Pak Ustadz yang merupakan guru mengaji Zidan di masjid setiap sorenya,
Mama juga menyuruhku untuk membimbing Zidan selama di rumah tentang hapalan
bacaan shalat dan praktek gerakannya yang benar. Aku pun siap membimbing adikku
tersebut demi kesuksesannya, lagi pula hari Isra Miraj masih sekitar dua minggu
lagi sehingga aku pikir masih punya banyak waktu untuk membimbing adikku agar
tes yang dilakukannya lancar bahkan bisa menjadi juara.
Zidan
mengaji setiap sore dari pukul setengah empat hingga pukul lima. Namun karena
dia mendapat pelajaran tambahan dari Pak Ustadz tentang hapalan sholat dan
gerakannya maka akhir-akhir ini waktu Zidan sampai di rumah setelah pulang
mengaji pun cukup terlambat. Kadang dia baru sampai di rumah sekitar pukul
setengah enam sore atau menjelang azan Shalat Maghrib. Aku juga membimbing
Zidan untuk menghapal bacaan shalat dan memahami juga mengingat gerakan shalat
yang benar setiap dia habis mengerjakan tugas atau PR. Aku terkadang baru mulai
membimbingnya pada pukul delapan hingga menjelang pukul sembilan malam. Aku
pikir Zidan anak yang cepat belajar, semangatnya untuk menjadi yang terbaik
sangat patut diacungi jempol selain itu Zidan juga berjanji apabila bacaan
shalat dan gerakan shalatnya sudah dinilai bagus ketika tes nanti, maka dia
berjanji untuk tidak akan meninggalkan shalat. Menurutku Zidan benar-benar
hebat, tanpa harus aku ajari banyak hal dia mudah memahami dan mengetahui
gerakan dan bacaan shalat yang sempurna, aku mengajarinya setiap malam hingga
hari tes akan berlangsung besok. Aku mengajarinya tanpa jenuh dan bosan karena
aku tertular semangatnya yang betul-betul memotivasi diriku.
Setelah
empat belas hari atau dua minggu berlatih, akhirnya peringatan hari Isra Miraj
tiba, aku bersiap menyaksikan Zidan untuk melakukan tes hapalan bacaan shalat
bersama praktek gerakan shalat dihadapan wali kelas dan guruh Fikihnya.
Menunggu giliran Zidan untuk maju yang cukup lama karena berada di nomor urut
cukup akhir. Ketika tiba giliran Zidan untuk dinilai dalam ujian praktek
tersebut. Aku melihat Zidan dengan tenang melakuan tes itu, gerakannya tidak ada yang salah sedikitpun
dari awal hingga akhir dan bacaan shalatnya benar-benar fasih sesuai harakat
panjang pendeknya. Setelah selesai Zidan diberi nilai sembilan puluh lima dan
hebatnya lagi Zidan diumumkan sebagai juara pertama nilai tertinggi tes praktek
shalat di sekolahnya tersebut. Aku sangat senang sambil memeluknya erat. Begitu
terharu aku atas perjuangan adikku yang tak pernah pantang menyerah dan tak
pernah malas belajar. Mama juga bangga serta bersyukur akan prestasi Zidan yang
ada pada peringatan Hari Isra Miraj tahun ini.
Peringatan Isra
Miraj dan perjuangan Zidan adikku seakan memberikan makna bahwa Rasulullah SAW
melakukan perjalanan dan menerima wahyu untuk melaksanakan shalat dan
meneladankan shalat itu kepada umatnya, dengan tentunya negosiasi Rasulullah
terlebih dulu atas jumlah perintah sholat dari seribu kali waktu per hari
hingga hanya lima waktu sehari. Sepertinya Rasulullah juga ingin berpesan
kepada kita agar melakukan shalat
seperti halnya perjuangan Zidan yang benar-benar ikhlas dan memiliki semangat
belajar tanpa menyerah untuk melakukan shalat dengan bacaan serta gerakan yang
baik dan benar.
"Tes
Sholat Zidan” cerita inspiratif ini merupakan Cerita Inspiratif Terbaik pada tema Isra Miraj dalam Buku Cerita
di Hari Besar Islam yang diterbitkan oleh Penerbit Asrifa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar