SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Rabu, 27 Oktober 2010

Jumat, 15 Oktober 2010

Anak Indonesia Harapan Masa Depan

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya di dunia. Merupakan negara agraris yang dilintasi garis khatulistiwa. Negara maritim yang juga surga wisata alam hingga boga. Dengan banyak pulau-pulau dan kebudayaan yang indah karena masyarakat yang majemuk.

Walaupun masih berstatus negara berkembang namun Indonesia sangat berpengaruh di dunia, negara yang strategis di antara lalu lintas perdagangngan internasional, negara dengan sejuta kebudayaan, dan negara dengan pesona keindahan alam yang apik.

Namun pemerintah Indonesia dan seluruh masyarakat yang mengelola negeri ini tidak dapat membangun Indonesia menjadi negara maju dengan waktu secepat mungkin. Karena walaupun sudah banyak gedung-gedung dan mal-mal berdiri di setiap kota besar di Indonesia namun seharusnya pemerintah berpikir karena kemajuan dilihat dari hasil yang kita perjuangkan baik barang maupun jasa atau bahkan anak bangsa sekalipun. Maka seharusnya kemajuan Indonesia dimulai dari sawah- sawah subur yang ditanami demi produksi padi, jagung, dsb. untuk masyarakat atau bahkan bisa diekspor. Bukan sawah yang diubah menjadi gedung atau mal mewah yang bisa tiba-tiba hancur karena gempa dan bencana alam lainnya.


Selain dimulai dari pertanian sebaiknya pemerintah membangun Indonesia dimulai dengan cara membentuk generasi muda / anak bangsanya menjadi sukses dengan pendidikan yang layak dan baik.

Walaupun kini Bantuan Operasional Siswa (BOS) telah diberikan kepada seluruh sekolah dari Sabang-Merauke, dari Miangas- Pulau Rote, dan biaya sekolah gratis dari SD sampai SMP, pada kenyatannnya masih banyak kisah anak bangsa yang pilu akan masalah pendidikan. Masih banyak anak dari kalangan keluarga kurang mampu yang belum bisa bersekolah karena masalah biaya pendidikan dan keterbatasan orang tua. Keluarga kurang mampu cenderung menginginkan anak-anak mereka bekerja sejak dini demi mendapat penghasilan untuk kehidupan, padahal anak-anak bangsa memiliki banyak harapan di masa depan karena hidup tidak hanya untuk hari ini. Dan walaupun pendidikan gratis namun buku, seragam, dan peralatan sekolah juga perlengkapannya juga harus dibeli oleh orang tua yang berpenghasilan rendah.

Selain dari kalangan masyarakat kurang mampu masalah pendidikan, ialah masalah yang sangat penting dan utama bagi kemajuan Indonesia. Masyarakat kaya atau kalangan menengah hingga atas pun memiliki persoalan atau hambatan untuk menyukseskan pendidikan di Indonesia. Permasalahan itu adalah sindikat narkoba yang membayang-bayangi anak bangsa untuk menjadi pecandunya hingga mati muda dan kehilangan masa depan. Sindikat narkoba ini disebabkan karena pertahanan dan keamanan Indonesia untuk mencegah terjadinya perusakan moral hingga wilayah NKRI yang lemah. Keamanan teknologi yang mudah diakses oleh anak-anak bangsa juga salah satu pengaruh kegagalan pendidikan Indonesia. Serta perdagangan seperti barang impor luar negeri yang tidak diatur dengan sangat baik seperti penjualan rokok merupakan awal terjerumusnya anak bangsa ke dalam lubang hitam hilangnya masa depan.


Bahkan tak jarang karena pendidikan gratis untuk sekolah tak urung membuat guru dan sekolah-sekolah yang tidak diberikan subsidi menjadi sangat komersil dan membeda-bedakan siswa dari anak orang kaya atau miskin dalam menentukan prestasi.

Dan tindakan guru-guru yang sewenang-wenang terhadap siswanya makin banyak walaupun bukan fisik tetapi bisa lewat perusakan hati dan mental melalui hukuman dan ancaman, hanya karena faktor guru menganggap siswa yang sekolah dengan membayar murah atau bahkan gratis sehingga tidak perlu terlalu diurusi dengan rasa kasih sayang.


Sebaiknya pemerintah mulai berbenah untuk membentuk generasi muda pembangun bangsa yang gemilang. Tidak cukup dari perhatian pada masalah utama seperti finansial tapi juga aspek penunjang seperti lingkungan anak bangsa dari mulai sekolah, guru hingga ke media masa. Karena walau tidak mudah sebaiknya pemerintah tidak menyerah. Karena Pendidikan merupakan masalah utama dari suatu bangsa yang menyangkut akan generasi penerus bangsa.

Banyak negeri yang kaya dan makmur tapi tidak memiliki banyak sumber daya alam, ini disebabkan negeri ini memprioritaskan membentuk Sumber Daya Manusia yang baik. Sebaiknya Indonesia membentuk anak bangsa yang unggul dengan sekuat tenaga dari Pemerintah bersama seluruh rakyat.



Rabu, 13 Oktober 2010

Cerpen 3

KEGELAPAN YANG MERAJALELA
Karya: Faiz Deja Ramadhan
Setelah kezaliman yang dilakukan oleh pemimpin negeri SMANSA merajalela, kini banyak lagi kezaliman yang muncul dari para Pejabat negeri SMANSA. Laksamana Jundi adalah salah satu pejabat di negeri SMANSA yang melakukan kezaliman kepada banyak remaja di negeri SMANSA bukan pelecehan namun tindakan dan ucapan yang sangat tidak pantas dibuat oleh seorang Pejabat.
Laksamana Jundi sangat kejam, beliau ialah orang yang selalu merasa benar, warga yang membenci dirinya ada ratusan hingga sumpah serapah dari mulut masyarakat pun keluar hanya untuknya. Hingga suatu hari aku menghadapi cobaan yaitu berupa hukuman konyol dari Laksamana Jundi.
Aku telat sama seperti Ratu ASP menghukumku dulu. Namun kini lebih parah, lebih konyol dan aneh. Hanya karena telat melapor kesalahan yang saya perbuat kepada Laksamana Jundi, Ia marah sekali hingga aku menjadi tahanan disaat sedang sakit lalu aku ditahan. Namun aku melanggar hukuman itu hingga akhirnya Ia tahu aku mengingkari hukumannya. Aku ingkar karena ingin belajar di negeri SMANSA namun kalau aku ditahan maka pembodohan kedua kali terhadap diriku akan terjadi lagi dan aku tidak mau itu terjadi.

Akhirnya saat Ia memarahi ku karena aku membohonginya Ia hampir memukulku dengan tangannya namun aku refleks menangkis pukulan itu lalu ia diam. Aku pun tahu semua kebusukan yang Ia perbuat kalau selama ini jika Ia dan putrinya telat datang ke Negeri SMANSA ia pasti menyembunyikan putrinya di kereta kudanya. Dan Ia pun selalu merasa benar akan ucapan dan perbuatannya karena jika ia dijatuhkan atau disalahkan para remaja SMANSA ia pasti menangkisnya tanpa rasa malu, ya ampun sungguh sangat dungu dia.
Yang membuatku bingung adalah mengapa masalah seorang penduduk SMANSA ditangani oleh seorang Pejabat yang menangani Program Negara, sungguh aneh katanya Negeri ini akan mendapatkan sertifikat manajemen yang baik tapi belum apa−apa sudah mengambil lahan pekerjaan orang lain buat diurusi. Walau begini untungnya masih banyak teman−teman ku yang peduli dan membelaku yaitu Pasukan A3 dan S.I.T yang kompak sungguh sangat bersyukur atas kepedulian mereka.
Akhirnya Ia menyuruh aku pulang karena memang aku sakit, Nyonya Lani salah satu pejabat terbaik negeri SMANSA pun menyuruh aku pulang dan meminta aku menelpon orang tuaku untuk menjemput aku yang sedang sakit. Lalu aku menunggu orang tuaku di Rumah Sakit SMANSA. Dan akhirnya aku pulang dengan perasaan kesal dan aku berharap PENJAJAHAN oleh orang zalim di negeri SMANSA cepat dihapuskan dengan datangnya seorang pembela kebenaran kalau bisa Raja SM datang dan mengambil alih kekuasaan di SMANSA lagi. Namun itu sangat mustahil, ya aku berharap saja siapapun itu mereka bisa memusnahkan Kezaliman di SMANSA baik orang lama yang telah berontak dari rezim kekuasaan Ratu ASP atau orang baru sebagai pembela kebenaran yang dinantikan. Siapapun itu ku harap ada PAHLAWAN yang bisa melenyapkan Ratu ASP dan Laksamana Jundi (dua angkara murka).

Sabtu, 09 Oktober 2010

Jumat, 17 September 2010

All of My Websites:



Contact with me on:

http://www.facebook.com/faiz.d.ramadhan

http://twitter.com/FDR_fortos

http://faizdejaramadhan.blogspot.com

http://profiles.friendster.com/user.php

http://flickr.com/people/44748479@N07

http://plurk.com/faizdr

http://fupei.com/profile/FAIZDR

http://hi5.com/friend/profile/displaySameProfile.do?userid=511962635

http://www.bebo.com/FaizD9

http://id.linkedin.com/pub/faiz-deja-ramadhan/1a/a34/137

http://friendfeed.com/faizdejaramadhan

Koprol: faizdeja

http://www.myspace.com/501020458

http://www.formspring.me/faizdeja

Skype: faiz.deja.ramadhan

Yahoo Messenger: rfaiz15

e-mail: rfaiz15@yahoo.co.id

e-mail: holyvictory.ramadhan5@gmail.com

MSN or Windows Live Messenger : faizdr@hotmail.com

My Phone: 085691284128 and 08816858764

Selasa, 07 September 2010

Karangan 2

Kemerdekaan Ku Yang Ternoda
Karya: Faiz Deja Ramadhan



Ini kisahku, seorang murid sekolah menengah atas terfavorit di salah satu kota kecil di Indonesia. Sebut saja namaku Doni, siswa kelas XI jurusan IPA di SMA terfavorit di kota ku, yang tinggal di pedalaman terpencil, desa Sukamekar namanya.

Pada pagi hari tanggal 17 Agustus 2010, semua rakyat Republik indonesia memperingati hari kemerdekaan negerinya yang ke 65 tahun. Tidak seperti kebanyakan orang yang bermalas-malasan ketika melihat tanggal berwarna merah di kalender, aku sangat semangat pergi ke sekolah memperingati HUT RI tahun ini walaupun aku sedang berpuasa karena saat itu bulan Ramadhan.

Di rumahku yang sangat sederhana, aku yang anak tunggal kedua orang tuaku sangat disayang bahkan jika pergi ke sekolah pun selalu diantar walaupun hanya dengan motor usangnya Bapak. Pagi di hari kemerdekaan itu pun diawali dengan percakapan aku dan Ibuku.

"Mau pergi kemana toh Le ? Sudah rapi sekali pagi-pagi begini, bukannya ini hari libur yo?" Tanya Ibu heran melihat ku telah berpakaian seragam sekolah ku rapi pada pukul 05.30 pagi.
"Ke sekolah lah Bu. Hari ini kan HUT kemerdekaan RI ke 65 sebaiknya kita sebagai rakyat Indonesia mensyukurinya dengan peringatan yang hikmat apa lagi ini bulan Ramadhan pasti pahala ibadah kita jadi lebih banyak." Jawab ku.
"Ya benar itu, Bapak setuju sama kamu Don !" Seru Bapak yang tiba-tiba datang.
“Oalah, ibu sih ndak keberatan kamu pergi sekolah hari libur gini, tapi dompet Ibu yang keberatan toh kamu tahukan Bapakmu cuma pegawai biasa, terus sekolahmu jauh, ongkosnya banyak, bensinnya mahal, motor Bapakmu juga sudah ndak kuat, jaraknya jauh dari desa kecil ke pusat kota, lebih baik istirahat wae lah di rumah.” Ucap Ibu.
“Tidak Bu, Doni harus pergi ke sekolah, kalau bukan kita yang memperingati hari kemerdekaan ini siapa lagi?” Jawab ku.
“Ya Bu, sudahlah itu seterah Doni. Kalau urusan ongkos atau bensin biar itu jadi urusan Bapak ndak usah Doni yang memikirkan.” Sanggah Bapak.
“Kring….Kring….Kring…..!” Suara telepon rumahku berbunyi, lalu aku segera berlari untuk mengangkat telepon itu.
“Hallo, Assalamualaikum !” Sapa Ku.
“Walaikumsalam, bisa bicara dengan Doni ? Ini teman sekelasnya Ilena.” Tanya orang diujung telepon itu yang ternyata Ilena temanku.
“Iya ini saya sendiri. Ada apa Ilena kamu menelepon pagi-pagi begini ?” Tanyaku kembali.
“Oh kamu Don. Maaf saya mengganggu, saya mau menitipkan izin kepada kamu bahwa saya tidak bisa masuk hari ini, kebetulan kan kamu Ketua Kelas XI IPA 5, jadi saya memberi tahu ke kamu tapi nanti orang tua saya akan datang kok untuk mengantarkan surat.” Jelas Ilena.
“Oh ya nanti saya sampaikan ke guru piket kalau urusan surat nanti saya beritahu ke sekolah. Ngomong-ngomong kenapa kok kamu tidak bisa masuk hari ini ? Padahal kan ini 17 Agustus loh.” Tanyaku heran.
“Iya saya mau ada acara saja, Ayahku saja tidak masuk kantor hari ini padahal ada upacara di kantornya maklumlah atasan. Saya juga malas upacara di sekolah hahaha. Tapi kamu masuk sekolah kan Don?” Jelas Ilena sambil tertawa dan bertanya lagi.
“Ya sudah Len tidak apa-apa. Iya saya pasti masuk sekolah kok.” Jawab ku.
“Hahaha, ya ampun kamu rajin banget sih ! Kalau aku jadi kamu aku pasti males, apalagi rumah kamu sangat jauh kan lebih jauh dari rumahku! Ya udah deh gak apa-apa, selamat menikmati acara di sekolah ya !” Ujar Ilena sambil tertawa bahagia.
“Iya Len, Assalamualaikum!” Ku akhiri telepon itu dengan salam tapi Ilena tidak menjawabnya.
Aku pun termenung sejenak memikirkan ternyata masih banyak warga negara yang acuh dengan kemerdekaan bangsanya, seperti Ilena dan ayahnya. Rasa heran sangat ku membuat ku bertanya-tanya apa aku salah jika prig ke sekolah hari ini ?
“Siapa Don?” Tanya Ibu mengagetkanku.
“Ilena Bu, teman sekelas saya dia memberitahukan saya, kalau dia tidak bisa hadir ke sekolah hari ini.” Jawab Ku.
“Ilena yang anak nya pak Camat Butan itu?” Tanya Ibu.
“Iya Bu !” Jawab Ku .
“Kenapa dia ndak masuk, kan 17 Agustus?” Tanya Ibu.
“Katanya sih ada acara Bu, Ayahnya juga tidak ikut upacara di kantornya.” Jawab Ku.
“Dia dan ayahnya saja yang seorang camat libur Le di rumah istirahat, kamu yang anak deso ruajin bener ke sekolah, tanggal merah gini.” Ujar Ibu.
“Ya sudahlah Bu, itu kan Ilena dan keluarganya bukan kita.” Jawab Ku.
“Terlalu rajin kamu tuh Le !” Seru Ibu.
"Ya udah Bu, Doni pergi dulu ya! Assalamualaikum !" Ucap ku lalu bersama Bapak pergi keluar dan naik ke motor tua Bapak yang sudah berumur 14 tahun.

Sampai disekolah ku lihat sudah ramai teman-teman, adik-adik dan senior ku yang datang dan siap mengikuti Upacara Kemerdekaan HUT RI ke 65 yang dimulai pukul 07.00. Namun tak sedikit juga murid-murid yang terlambat saat Upacara siap dimulai banyak murid yang berlarian dan terburu-buru karena mereka pikir mereka tidak akan terlambat tapi itu salah.

Tak lupa aku melaporkan kepada Sekretaris kelas ku Yuli bahwa Ilena tidak bisa hadir hari ini dan ditulis keterangan di daftar absen.

Akhirnya ibu Sinta yang merupakan guru BP di sekolah ku memanggil-manggil seluruh siswa untuk berbaris di lapangan dengan cepat karena upacara akan segera dimulai. Akan tetapi hingga ibu Sinta selesai berbicara masih ada beberapa siswa yang baru sampai pintu masuk SMA ku, bahkan mungkin saja masih ada juga yang baru sampai di pintu gerbang.

Upacara pun dimulai dan berjalan dengan lancar dari mulai awal lalu pengibaran bendera hingga pembacaan teks Proklamasi oleh Pembina Upacara yang juga Kepala SMA ku.

Saat amanat di ucapkan oleh Pembina Upacara sekaligus Kepala SMA ku merupakan saat yang sangat kunanti apakah yang akan Ibu Kepala Sekolah sampaikan kepada kita mengingat bahwa Upacara HUT RI tahun ini diberi amanat oleh seorang Kepala Sekolah baru yang bernama Ibu Nadia.

Aku pun menebak bahwa Ibu Nadia akan menyampaikan sejarah perjuangan Kota kami yang turut serta dalam meraih kemerdekaan Indonesia , atau sejarah pembuatan proklamasi ? Ternyata semua dugaan ku salah Ibu Kepsek tidak membahas sejarah Proklamasi sedikit pun bahkan tidak memotifasi muridnya untuk mempertahankan kemerdekaan melainkan beramanat tentang ketakutan akan Akreditasi sekolah satu bulan mendatang tidak ada hubungannya sama sekali dengan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 65 yang ada hanya cara agar sekolah kita lolos Akreditasi bulan depan. Seakan Kepsek takut sekali dengan sebuah akreditasi. Ini lah sepatah kata Kepsek saat beramanat:
“….. Ibu menginginkan pada bulan depan sekolah kita mendapat nilai A pada akreditasi itu, dan Ibu harapkan kalian bekerja sama menjaga nama baik, penampilan, dan citra sekolah kita. Ibu tidak akan memaafkan murid yang membuat nilai akreditasi sekolah kita menjadi jelek .…. .”

Tubuhku menjadi lemas, lesu, lunglai, letih semua perasaan sedih dan malu membuat aku menjadi menyesal mengikuti upacara ini bahkan benar kata Ibu dan Ilena lebih baik aku tidak masuk hari ini dan istirahat di rumah karena ini tanggal merah.

Tapi ya sudahlah ikuti saja sampai upacara selesai walaupun amanat yang lama, gak nyambung dan gak jelas terus menggelitik kupingku tapi aku akan tetap bertahan hingga upacara selesai.

Upacara pun selesai aku terduduk lemas di kursi kelas menaruh kepalaku diatas meja sambil mendengarkan kritikan teman-temanku akan upacara yang mengecewakan tadi, ada yang menghina kepsek, ada menghina acara sekolah semua temanku seakan sependapat denganku yaitu menyesal hadir hari ini ke sekolah. Aku pun bertanya apakah ini yang namanya kemerdekaan yang ternoda?

Lemas memang melihat, merasakan, bahkan mendengar segala yang terjadi di Upacara memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 65 tanggal 17 Agustus 2010 di sekolah ku ini apalagi yang namanya amanat .
“Doni bangun!” Seru temanku Lisa membangunkanku dari tidurku di kelas.
“Hah Lisa, aku tertidur? Sudah berapa lama aku tidur?” Tanayku terkejut.
“Gak kok Don belum lama baru 30 menit, Doni kamu lupa ya kalau kamu ikut lomba membuat poster mewakili kelas XI IPA 5.” Ujar Lisa.
“Oh ya Lis, sorry aku lupa ayo cepet kita ke tempat perlombaan.” Ujar Ku.
“Ayo !” Seru Lisa.
Ternyata saat aku sampai di tempat perlombaan perlombaaan belum dimulai, masih lima menit perlombaan dimulai.

Saat menunggu lomba dimulai aku bertemu wali kelas sekaligus Guru mata pelajaran Kewarganegaraan yang mengajariku. Ada Ini Beliau sangat dekat dengan ku karena aku Ketua Kelas XI IPA 5 dan beliau wali kelasnya. Nama beliau adalah Bapak Yoseph. Ternyata dia yang menyapaku duluan.
“Doni kamu kenapa terlihat murung ? “ Tanya Pak Yoseph lalu aku mencium tanggannya.
“Oh, Tidak ada apa-apa kok Pak.” Jawab Ku.
“Kamu mau ikut lomba poster ini, mewakili IPA 5 ya ?” Tanya Pak Yoseph.
“Iya pak benar. Pak ada yang saya mau tanyakan. Menurut Bapak bagaimana Upacara HUT RI di sekolah kita tadi? “ Tanya Ku.
“Iya kamu tahu sendiri kan bagaimana Bapak juga cukup malu akan upacara tadi tapi ya sudahlah itu telah berlalu.” Jawab Pak Yoseph dengan logat bataknya.
“Ternyata Bapak berpendapat sama dengan saya ya Pak. Lalu bagaimana hal seperti itu apakah akan merusak rasa Nasionalisme dan Patriotisme kita?” Jawab Ku.
“Iya semua orang juga merasakan kok Don. Tenang saja Don, rasa Nasionalisme dan Patriotisme itu bergantung pada hati di dalam diri kita masing-masing bukan pada suatu Upacara. Dan bagaimana kita merasakan perjuangan para pahlawan meraih kemerdekaan.” Jelas Pak Yoseph sambil menunjuk dadanya dan logat bataknya sangat membangkitkan rasa perjuangan.
“Baik Pak, terima kasih atas nasihatnya, saya masuk dulu doakan IPA 5 menang ya Pak.” Ujar Ku lalu masuk ke ruangan lomba poster.
“Iya Nak, pasti Bapak doakan.” Seru Pak Yoseph.
Benar kata Pak Yoseph mau seperti apapun Upacara dan acara peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 65 rasa Nasionalisme dan Patriotisme harus kita tanamkan di dalam hati kita masing-masing. Akhirnya ku rasakan semangat perjuangan di dalam hatiku setelah mendengar nasihat Pak Yoseph dan melukis poster dengan semangat perjuangan 45.
Dan hasilnya perjuanganku berbuah manis kelas XI IPA 5 menjadi juara poster di HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 65 tanggal 17 Agustus 2010 di sekolahku.

Selasa, 17 Agustus 2010

Student In The Train

04. SIT is Raining Sunshine (BIC).wmv

Biodata Siswa


Nama : Faiz Deja Ramadhan
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Februari 1995
Alamat : Perum Bumi Indah Pesona blok DE 2 No.12 RT. 08
RW. 17 Kel. Cikampek Barat Kec. Cikampek
Kab.Karawang
No. Telp. : (0264) 8387994
Golongan Darah : B
Agama : Islam
Kelas : XI IPA 3
Sekolah : SMAN 1 Karawang
No. HP : 08816858764
Hobi : Membaca, berenang, mengarang.
Cita-cita : Akuntan → Senator → Presiden Republik Indonesia.

Orangtua :

Nama Ayah : Jamal Abdu, S.E.
Pekerjaan : Pegawai Swasta
No. HP : 087877944315

Nama Ibu : Delfiati, S.T.
Pekerjaan : Guru
No. HP : 081398521518

Minggu, 27 Juni 2010

CESIMA 's Drama (COSSTU Production)




Tumbuhkan Nasionalisme dengan Semangat Belajar

Di suatu sore saat Ucok, Euis dan Entong sedang dalam perjalanan menuju rumah Tejo untuk mengajak bermain. Akan tetapi mereka sudah bertemu Tejo lebih dulu di tengah perjalanan. Ucok pun langsung memanggil Tejo.

Ucok : "Bah itu dia si Tole Kencur ! Le kemari kau ! Ikut tak bermain bersama kami ? "
Tejo : "Woy ! Woh Ucok toh tentu aku ikut cok !" (datang menghampiri Ucok).

Lalu mereka pun duduk dan bermain bersama. Hingga tiba-tiba seseorang anak laki-laki berpakaian rapi dan membawa buku datang menghampiri mereka.

Euis : "Eleuh, eleuh ! Saha eta euy kasep pisan ?"
Entong : "Siape lo ? "
Aldy : "Hallo kenalkan, nama saya Aldy. Saya murid CESIMA school. "
Tejo : "Ooh, pantes toh ! Wong liat bajune apik."
Ucok : "Hey, Kau anak penjabat pasti. Teman-teman awas nanti kita ditangkap !"
Aldy : "Hey tunggu ! Justru aku ingin berteman dengan kalian."
Entong : "Ah boong lu mana mau orang kayak lu bertemen sama kite-kite."
Euis : " Tah iya bener, mana mau orang seperti kamu berteman sama orang seperti kami."
Aldy : "Tidak, aku serius ingin berteman dengan kalian."
Entong : " Kayaknya lo anak baek-baek deh. Mau gak lo ngajarin kite baca ama nulis."
Euis : "Tah eueuh bener kang Aldy. Hayu atuh ajari kita baca sama nulis."
Ucok : " Bah, betul juga itu. Ucok mau bisa baca sama nulis biar bisa mengusir penjajah-penjajah bau peda itu."
Tejo : "Iyo, Aku mesake karo mak'ku."
Aldy : "Iya, ayo aku siap kok !"
Euis : "Tapi dimana atuh ya, supaya kita teu kanyahoan ku para penjajah ?"
Ucok : " Bah, itu sih gampang Euis kita belajar di pojok lorong bawah tanah itu saja tak mungkin ada yang tahu kita disana. Cemana ?"
Entong : "Ide bagus tuh tapi lu bener kan gak boong ame kite-kite?'
Aldy : "Tidaklah, aku ingin berteman dengan kalian."
Euis : "Iya eueuh, geus lah, kalem weh akang kasep, nuhun ya."

Aldy pun pamit pulang begitu juga dengan Ucok dan teman-temannya yang pulang dengan perasaan tidak sabar menunngu hari esok.

Keesokan harinya di lorong bawah tanah Ucok dan teman-teman menunggu Aldy dan Tejo yang belum datang untuk belajar bersama.

Ucok : "Bah liat guru kita datang mak, jadilah kita belajar."
Euis : "Hush, gandeng akang, ini teh tempat rahasia."
Entong : "Et dah bukan guru kita entu mah, kompeni sssstttt !"

Lalu lewatlah dua orang penjajah tanpa melihat mereka bertiga.

Ucok : "Alamak, kemana guru kita ini lama kali dia?"
Entong : "Ape ditembak penjajah ya?"
Euis : "Hush, tong asal ngomong atuh."

Lalu Aldy dan Tejo pun datang.

Aldy : "Teman-teman maaf ya saya telat !"
Ucok : "Sungguh tak lama boy ! Karena semangat belajar ku datang menunggu satu tahun pun terasa satu detik. Hey, kau kencur kau mau jadi tukang kencur seperti mak mu apa? Belum apa-apa kau sudah terlambat. Payah kali lah kau !"
Entong : " Et dah Jawa."
Ucok : "Sungguh aku senang sekali karena aku bisa belajar. Terima kasih Aldy kau memang temanku."

Lalu mereka pun mulai belajar. Dan ini merupakan hari pertama mereka belajar. Ucok senang sekali bisa belajar karena impiannya bisa terwujudkan yaitu mengusir para penjajah.

Setelah mereka belajar cukup lama. Aldy berpamit pulang kepada teman-temannya.

Aldy : "Teman-teman rasanya belajarnya cukup sampai disini. Besok kalau ada bendera biru di pohon berarti kita dapat bertemu kembali jika tidak berarti kita tidak dapat bertemu."
Ucok : " Ya sudah selamat tinggal."
Aldy : "Selamat tinggal !"

Lalu mereka pun pulang kecuali Ucok dan Euis.

Ucok : "Euis, kau jangan pulang dulu lah." (mengagetkan Euis).
Euis : "Kenapa?"
Ucok : "Ucok punya sesuatu buat Euis."
Euis : "Iih si Akang mah sok bikin Euis deg-degan wae."

Lalu Ucok pun memberikan bunga kepada Euis.

Euis : "Nuhun nya Akang !"

Setelah Euis memegang bunga itu, lalu Ia melempar bunga itu.

Euis : "Iih akang geuleuh eta aya hileud na. "
Ucok : "Aduh yang benar saja Euis, mana mungkin abang Ucok seperti itu."
Euis : "Piraku Euis ngabohong mah, tah hileud sagede jengkol." (pergi meninggalkan Ucok).
Ucok : "Euis, Euis, aduh Euis ! " (memanggil Euis).

Ucok pun duduk termangu.

Keesokan harinya di lorong bawah tanah saat Ucok dan teman-teman melihat bendera di pohon.

Ucok : "Alamak, liat lah ada bendera di pohon, Ucok belajar lagi mak. Hore !"
Entong : "Et dah Ucok, emang lu pikir lu doang yang mau belajar. Kan kita belajar rame-rame."
Tejo : "Wes lah sakarep mu ayo kita belajar !"
Aldy : "Hey tunggu !" (Saat dia datang dan menghampiri Ucok dan teman-teman).
Euis : "Eh Kang Aldy."

Lalu mereka pun duduk di ruang bawah tanah yang gelap itu dan mereka belajar seperti kemarin.

Aldy : "Oh ya, teman-teman bagaimana kalau besok kalian main ke rumah ku ?"
Euis : "Ah, iraha Euis ngiring atuh nya ?"
Entong : "Ya udeh sekarang kita pulang aja yuk ! Besok jangan lupa siapain makanan yang banyak ye !"
Ucok : "Bah bagaimana kau ini, sopan kali kau, masa yang menyiapkan tuan rumah. Tapi menyiapkan yang banyak ya dy."
Aldy : " Iya Oke nanti aku siapkan!"
Tejo : "Opo mau tak bawain kencur ?"
Ucok : "Hei kau kencur ! Kencur saja lah hidup mu dikit-dikit kencur, kau mau guru kita bau tak sedap seperti mu apa ?"
Tejo, Entong & Aldy : "Ya sudah kita pulang ya !"
Ucok : "Hey neng Euis kenapa kau masih disini ?"
Euis : "Iya, Euis mau disini saja belajar sama Akang."
Ucok : "Jangan lah Euis nanti ketahuan penjajah dan mak mu mencari-cari lah."
Euis : "Gak mau, Euis mah sekali mau disini sama akang, tetap disini."
Ucok : "Alamak banyak omong kali lah kau. Sudah pulang sana."

Ucok pun berpindah tempat duduk dan menjauh dari Euis.
Euis pun merasa sedih.

Keesokan harinya Ucok dan kawan-kawan pergi ke rumah Aldy. Saat mereka berada di serambi rumah Aldy mereka sangat terkagum-kagum.

Ucok : "Alamak, besar sekali rumah mu dy, kau benar-benar anak pejabat pasti."
Euis : "Nya eueuh atuh kang, piraku ari ngabohong mah."
Tejo : "Kapan aku punya rumah sebesar ini yo?"
Entong : "Entar aje kalo lo dah punya pabrik kencur."
Aldy : "Hey teman-teman. Ayo masuk !"
Euis : "Tah si akang Euis suka pisan sama akang eh maksudnya sama rumah akang."
Ucok : "Bah, nanti kalau Ucok sudah besar, Ucok belikan rumah sebesar ini untuk Eneng Euis nya Ucok."
Euis : " Eleuh amin atuh kang."
Entong : "Hey, et dah berisik lu pada !"
Aldy : "Hey, oh ya ! Kalian tahu gak tari Jaipong dari Jawa Barat?"
Euis : "Tah eueuh, mak teh pernah bilang tapi Euis gak tau tarinya kaya gimana?"
Ucok : "Memangnya siapa yang bisa menari ?"
Aldy : "Kakak saya bisa Cok, kamu mau lihat ?"
Tejo : "Cepet aku arep delo !"
Kakak Aldy pun datang.

Ucok : "Alamak, ternyata kakak mu cantik sekali, pintar kali dia memikat hati orang."
Euis : "Ih, itu mah biasa atuh Kang, Euis juga bisa. Cantik kan mana dia sama Euis ?"
Ucok : "Tetap lebih cantik kau lah, manis."
Tejo : "Ayune jangan bertengkar saja !"
Entong : "Et dah kalau gini carany hilang dah laper aye."

Kakak Euis pun menari Jaipong.
Dari kejauhan terdengarlah suara ayah Aldy bersama dua orang tamunya dari Belanda.

Ayah Aldy : "Come On Sir, She is my daughter !"
Aldy : "Gawat teman-teman ada teman ayahku dari Belanda. Untuk menyelamatkan diri sebaiknya kalian pulang sekarang !"
Euis : "Hayu buru atuh !"

Keesokan harinya mereka pun pergi untuk melihat bendera biru di pohon.

Entong : "Heh pada liat tuh, gak ada bendera di pohon !"
Tejo : "Jangan-jangan kemarin dia ketahuan bapaknya jadi ndak boleh ngajarin kita lagi."
Ucok : " Bah betul juga, apa kita susul saja kerumahnya?"
Euis : "Duh jangan atuh Kang, kita tunggu saja sampai besok upami isukan masih teu aya keneh baru kita susul ke rumah Kang Aldy."
Ucok : "Terima kasih sekali dek kau sudah membuat abang semangat menunggu."
Tejo : " Wes lah muleh ayo !"

Tejo dan Entong pun pulang. Ucok masih terlihat murung.

Euis : "Udah lah Kang tong dipikiran wae engke bisi stres. Upami isukan kang Aldy teu datang deui kita samperin tah kerumahnya."

Ucok pun tersenyum. Ucok dan Euis pun pulang.

Keesokan harinya dirumah Ucok. Ucok sedang merenung karena Aldy sudah dua hari tidak mengajarkannya.

Ibu Ucok : "Bah ! Kenapa kau Cok, Wajah mu tak sedap sekali dipandang?"
Ucok : "Mak sudah dua hari guru Ucok tak datang. Ucok mau bisa baca dan menulis."
Ibu Ucok : "Sudah tak usah bertingkah untuk membaca dan menulis. Kita ikuti saja jalan hidup kita."
Ucok : "Tidak Mak enak saja penjajah-penjajah itu. Aku kasihan melihat bangsaku diperlakukan seenaknya."
Ibu Ucok : "Susah juga ternyata punya anak berhati baja." (bernyanyi).
Entong, Euis dan Tejo : " Ucoooookkkk !" (memanggil dari luar rumah).
Ibu Ucok : "Ya sudah mak doakan. Sana kau pergi main dan jaga dirimu baik-baik !"
Euis : " Kang Ucok hayu atuh kita kerumah Kang Aldy !"
Ucok : "Ayo !"

Sesampainya mereka di rumah Aldy. Terlihat Aldy dan ayahnya sedang bertengkar di serambi depan.

Aldy : Pokoknya Aldy tetap mau mengajari mereka Pak !"
Ayah Aldy : "Kamu tahu tidak, bangsa kita sedang dijajah tidak semua hal yang bisa kita lakukan, kita lakukan."
Aldy : "Kalau seperti itu caranya apa bedanya bapak dengan penjajah-penjajah itu ?"
Ayah Aldy : "Ternyata itu yang mereka ajari pada kamu Aldy !"

Dari halaman rumah.

Ucok : "Bah liat itu, jahat kali bapaknya Aldy, belum tahu siapa aku dia, kalau aku bisa bela diri."
Euis : "Dih jangan akang, ulah disamperkeun nanti kanyahoeun."
Tejo : "Kalem wae, aku bawa kencur."
Entong : "Akhirnya kencur lo berguna juga gak buat badan lo bau aja."

Ucok pun menghampiri Aldy dan ayahnya.

Ayah Aldy : "Oh ini anak yang sok mau belajar."
Ucok : "Hei kau , aku mau belajar, bangsa ku sedang dijajah !"
Ayah Aldy : "Dasar kampung miskin, tahu apa kau soal bangsa !"
Ucok : "Ucok mau bisa baca, Ucok mau bisa nulis, Ucok tak sampai hati melihat Tejo bau kencur dan Mak ku diperlakuakan tak selayaknya."

Lalu Ayah Aldy pun mengambil senapan yang ada di dekatnya.

Aldy : "Jangan Pak !"

Euis, Entong dan Tejo menghampiri Ucok.

Euis : "Kang hayu atuh kita pulang weh !"
Tejo : "Wes lah muleh ayo !"
Entong : "Tejo lempar kencur mu !"
Tejo : "Iyo se se tak kodok saku ku dulu."
Entong : " Jo entaran aje !"
Ucok : "Hei temanku jangan lah kalian takut untuk terus belajar demi kemerdekaan bangsa kita. Kalau kalian benar-benar temanku teruskanlah perjuangan ku !"
Ayah Aldy : "Jangan sok jadi pahlawan kamu, memang kamu berani apa?"
Ucok : "Aku berani mati, tembak saja aku kalau berani. Tembak, tembak !"

Ayah Aldy pun menembak Ucok.
Ibu Ucok pun datang dan menampar serta mendorong ayah Aldy sampai jatuh.

Entong, Euis, Tejo dan Ibu Ucok pun berteriak : "Ucoooooooooooooooookkk !"
Entong : "Dasar jahat lu maen tembak-tembak sembarangan. Lu yang pantes mati tahu."
Ucok : "Hey kalau kalian semua temanku teruskanlah perjuanganku. Terutama kau kencur walaupun kau bau tak sedap seperti kencur tapi aku yakin kau bisa berjuang demi bangsa kita."
Tejo : "Ucok jangan mati dulu. Sampeyan belum lihat aku punya kebun kencur."
Ucok : "Dan kau Euis jangan lah kau menangis terus. Maju terus kawan-kawan !"

Aldy pun mengampiri Ucok yang terbaring tapi Ayah Aldy menariknya untuk pergi.

Ucok pun meninggal dunia.

Ibu Ucok pun pergi menjauh dan menangis tetapi Tejo menenangkannya dan mengantarnya ke depan jenazah Ucok yang terbaring.

Walaupun Ucok telah meninggal, Euis, Entong dan Tejo tetap semangat untuk belajar.
Lima Belas tahun kemudian mereka bertiga pun berhasil menjadi orang yang sukses.

Rakyat Indonesia : "Tejo, Tejo, Tejo, Tejo, Tejo, Tejo, Tejo, Tejo, Tejo !" (bersorak-sorai).
Euis dan Entong : "Kencur, Kencur, Kencur !" (bersorak-sorai).
Protokol : "Marilah kita sambut presiden baru Republik Indonesia ! Tejo Soeroto !"

Tejo pun melambai kan tangan lalu berpidato.

Tejo : "Assalamualaikum, Terimakasih dan banyak sekali rasa senang karena saya bisa terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Ingatlah untuk tetap terus belajar dalam keadaan apapun. Dan untuk teman -teman saya Entong, Euis dan Almarhum Ucok, Kencur berhasil memiliki perkebunan kencur. Merdeka, Merdeka !"

--------------------------------------------TAMAT--------------------------------------------

Para Pemain & Pendukung
Ucok : M. Fadhilis S.
Euis : Annisa M.
Tejo : Faiz Deja R.
Entong : Dimas A.W.
Aldy : Aldy D.N.
Ayah Aldy : Sabran J.
Ibu Ucok : Andika F.R.
Kakak Aldy : Linna M.
Penjajah & Tamu : M. Rizky & Yuda A.
Siswa - siswi kelas X RSBI 5 (CESIMA).
Beserta pembimbing kelas XI RSBI 1 (COSSTU).

Senin, 10 Mei 2010

Karangan

Pemimpin yang Zalim

Karya: Faiz Deja Ramadhan

Di suatu negeri yang damai, tentram, dan indah terdapat penduduk yang damai, kaya dan sejahtera. Negeri ini bernama SMANSA, negeri terbaik yang ada di jagat raya, sungguh semua orang di dunia sangat mengagumi negeri ini. Penduduk di negeri ini sangat dihormati oleh semua warga dunia.

SMANSA bisa dibilang negeri impian karena tak ada seorang pun yang tidak ingin tinggal disana. Nama SMANSA sangat mahsyur dan tak ada duanya. Penduduk bahagia dari tua, muda, remaja, dan dewasa sangat bangga dan senang menjadi bagian dari negeri ini.

Seorang pemimpin ramah, cerdas dan baik hati adalah orang di balik kedahsyatan SMANSA, pemimpin itu bernama Raja SM. Raja SM adalah pemimpin yang sangat pintar, baik hati dan sungguh tak ada seorang penduduk SMANSA pun yang ingin kehilangannya. Bisa dibilang Raja SM adalah pemimpin terhebat dan terbaik yang pernah ada.

Sampai pada suatu hari hal yang tidak diinginkan pun terjadi. Raja SM harus meninggalkan jabatannya dan digantikan oleh seorang Ratu yang tak dikenal, Ratu ASP.

Kini SMANSA berubah, kepemimpinan Ratu ASP sungguh ironis peraturan-peraturan aneh pun ditegakkan banyak penduduk remaja menilai beliau adalah seorang otoriter yang kejam. Sampai Panglima Perang Utama Kerajaan pun sangat membencinya.

Semua penduduk SMANSA kini dihantui banyak rasa takut akan peraturan baru yang dibuat. Bukan salah jika peraturan baru oleh seorang pemimpin dibuat. Namun sangat menyedihkan jika peraturan itu dibuat tanpa ada rasa kemanusiaan.

Suatu hari, baru aku rasakan betapa sadisnya kehidupanku di SMANSA kini. Beliau yang terhormat Ratu ASP melakukan tindakan zalim kepada diriku dan teman-temanku.

Boleh dibilang kejam, keji, baik, atau apapun itu hanya karena kesalahan yang tidak sengaja aku harus dihukum ibarat tahanan. Hanya karena kata “telat” satu hari ini aku tidak belajar di negeri SMANSA. Luar biasa aku telat bukan kemauanku padahal aku pun niat belajar ke SMANSA pagi ini walau sebelumnya dilarang orang tua untuk masuk karena aku masih lelah setelah tes seleksi kemarin.

Niat baik ku berubah seratus delapan puluh derajat menjadi suatu penyesalan karena tidak mendengar nasihat orang tua. Lebih baik tidak datang daripada telat dan tidak boleh belajar oleh pemimpin SMANSA hari ini.

Tidak sengaja tapi memang salahku, tapi ini semua dibayar dengan kezaliman beliau. Bukankah merupakan suatu “pembodohan” jika aku tidak diizinkan belajar. Lalu mau bagaimana generasi SMANSA ke depan maju atau mundur ? Hukuman memang harus ada tapi jangan buat kami tambah menderita. Bukannya insyaf malah tambah liar.

Tidak ada yang membela kami tapi sudahlah siapa yang berani lawan pemimpin? Nanti kalau sang Ratu telat harus dipanggil ya orang tuanya. Kalau dibilang kapasitas siswa (rakyat), guru (pejabat), dan kepsek (pemimpin) berbeda Lalu siapa yang memberi contoh kepada siswa? Jika mereka semua melanggar peraturan. Makannya peraturan harus adil untuk semua golongan.

Sabtu, 24 April 2010

MY REPORT of INTERVIEW with a LEADER, SHE's My Mom...

During this many people ask, What is the meaning of leadership? Now, this question will be answered after I ask this question to Mrs. Delfiati about Leadership. She is ex- Neighborhood

Chairman in My Housing, It’s Bumi Indah Pesona Housing When I ask her What She imagines about Leadership, and She answers that Leadership is different with authorithy because Leadership is a attitude which show that We are a Leader and We must make people become peace, prosperous, and safe people.

And She also explaines How to be A leader with Leadership attitude. The way is We have to understand opinion of others. And We have to do people’s importance after that our importance. And If We are a leader, we must have leadership attitude.

Leadership attitude is needed by a leader. All of Leader must have Leadership attitude if He wants to be success Leader in his environment. And She guesses some Leaders in Indonesia have Leadership attitude already. She requires to youth who will be a leader in future. Let’s grow Leadership attitude in ourselves.

So, the Conclusion is A leader must have Leadership attitude in his selves. It will make people become peace, prosperous, and safe people. We have to understand opinion of others. And We have to do people’s importance after that our importance. And We can be a Leader with Leadership attitude.

Introducing in Deustch ( Celebrate 9 months Study Deustch )

Hello.........

Mein Name ist
Faiz Deja Ramadhan.
Du Kannst Faiz rufen an.
Ich bin am 28 ( Achtundzwanzig ) Februar 1995 in Jakarta.
Ich wohne in Cikampek.
Ich bin 14 (vierzehn ) jahre alt, und
Ich habe Eins bruder und Eins sechwester.
Gehe in der
SMA 1 ( Eins ) Karawang Klasse Zehn.
Mein Hobby sind Lessen Buch und Scwhimmen.
Mein Handynummer 08816858764

Vielen Dunk ! Und Auf Wiedersechn !

Minggu, 14 Maret 2010

HAPPY BIRTHDAY 2 karya: Faiz Deja Ramadhan

Hari ini mentari bersinar kembali
Dengan sejuta mimpi berharap itu terjadi

Jalani usia yang bertambah ini
dengan berani
Arungi umur yang berkurang ini
dengan bertindak sepenuh hati...

HAPPY BIRTHDAY !!!

HAPPY BIRTHDAY 1 karya: Faiz Deja Ramadhan

Waktu Berganti
Waktu yang baru dimulai

Bukan usia yang bertambah
Tapi perjuangan yang lebih terarah

Bukan umur yang berkurang
Tapi tujuan yang terang

HAPPY BIRTHDAY !!!!

Selasa, 02 Maret 2010

Punya Hatikah Dia ? Karya: Faiz Deja Ramadhan

Bukan salahku
Tak tepat waktu
Bukan inginku
Tak menghormatimu...

Tapi semua tertawa
Aku digerakkan bagai boneka
Dia tak mengerti bahwa
Aku manusia biasa tak sempurna
Tapi Dia, Kau dan Mereka
Memintaku sebagai dewa

Menangis dalam hati
Teriak dalam nurani
Bunuh Aku !
Jika Kau mau
Membunuhku

Punya hatikah Dia ?
Bicarakah perasaannya?
Hanya Tuhan yang tahu
Niat baik Ku.


Jumat, 26 Februari 2010

PIDATO FAIZ DEJA RAMADHAN !!!!!

Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat siang !

Yang Saya hormati Ibu Lati Andriani, S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia dan teman-teman yang saya sayangi.

Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya untuk menyampaikan pidato tentang dampak negatif teknologi yang kini sudah mulai menjadi hal lumrah bagi masyarakat.

Di era globalisasi modern saat ini dimana teknologi, informasi dan komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan tersendiri bagi masyarakat. Kita sebaiknya mengetahui dan melindungi diri kita dari dampak negatif teknologi yang dapat berupa sebuah kejahatan, bisa membuat kita menjadi korban atau bahkan tersangkanya.

Seperti yang kita ketahui bahwa segala sesuatu dapat berdampak positif dan negatif. Teknologi kini telah menjadi suatu kebutuhan manusia untuk memudahkan pekerjaan dan membuat informasi yang ada di seluruh dunia, di setiap waktu dapat diketahui dengan cepat dan akurat. Alat komunikasi pun kini telah canggih dalam hitungan beberapa detik masyarakat dapat selalu terhubung dengan masyarakat lain di luar negeri dan mengetahui kabar dan apapun yang terjadi disana dengan cepat.

Mungkin hal ini sudah tidak asing lagi untuk semua masyarakat yang menggunakan teknologi baik orang dewasa, maupun remaja, karena ini merupakan manfaat dan dampak positif teknologi. Tapi tidak semua pendapat bahwa teknologi itu baik dan bermanfaat, pendapat lain menyebutkan teknologi juga memiliki mudarat atau dampak negatif berupa kejahatan yang sangat merugikan yang jika disalahgunakan manfaatnya pun akan hilang.

Dampak negatif teknologi bisa menjadi hal yang sangat biasa bagi masyarakat tetapi kadang bisa menjadi hal yang sangat berbahaya karena menimbulkan banyak korban yang ironis.

Ada dua dampak negatif teknologi yang sekarang sangat marak beredar di masyarakat. Dampak negatif ini berupa kasus kriminal atau kejahatan yang akhir penyelesaiannya akan berada di meja hukum. Dua dampak itu contohnya adalah penipuan dan pencemaran nama baik. Keduanya merupakan dua tindakan kriminal yang memiliki jalan keluar dalam hukum.

Contoh kasus penipuan yang menggunakan teknologi seperti undian kuis berhadiah dari handphone, dan sebagainya bahkan penipuan kini telah dapat membobol uang masyarakat dalam bank seperti pembobolan ATM. Kiranya kita pun harus berhati-hati akan modus penipuan yang menggunakan teknologi ini karena sejatinya teknologi adalah alat ciptaan manusia dan dapat disalahgunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan manusia itu sendiri.

Kasus penipuan dari teknologi telah menjadi hal lumrah di masyarakat bahkan penipuan ini pun telah menjadi kebiasaan untuk mendapatkan uang dan penghindaran dari penipuan sudah menjadi kebiasaan untuk keselamatan karena korban dari penipuan teknologi ini adalah orang-orang yang kurang berpikir panjang untuk melakukan sesuatu. Berhati-hatilah karena segala kejahatan bisa terjadi kepada siapa saja.

Sementara kasus yang tengah marak adalah kasus pencemaran nama baik karena berawal dari pemanfaatan teknologi. Contoh saja kasus pencemaran nama baik oleh Ibu Prita Mulyarsari terhadap Rumah Sakit Omni Internasional hanya karena sebuah e-mail yang baru selesai akhir-akhir ini, dengan perdamaian lewat mediasi yang cukup lama hingga banyak relawan membantu Ibu Prita dengan kepingan uang koin.

Update terbaru dari saya yaitu dampak negatif teknologi kini telah merambah situs jejaring sosial terbesar di dunia, Facebook. Tahukah anda? Kalau Indonesia adalah negara kedua dengan pengguna Facebook terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat. Karena dari dua ratus juta jiwa penduduk Indonesia, tujuh belas juta jiwanya adalah masyarakat pengguna Facebook. Kasus yang terjadi pada Facebook ini terjadi pada pemudi berusia 14 tahun yang diculik oleh temannya yang baru Ia kenal di Facebook. Bahkan di suatu daerah empat orang siswa dipecat dari sekolahnya karena mengejek gurunya di Facebook. Dan gurunya enggan memaafkan. Atas kasus-kasus ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengisyaratkan untuk mengharamkan Facebook. Tetapi banyak orang menilai pengaharaman Facebook ini terlalu berlebihan. Bahkan saya pun idak setuju Facebook diharamkan karena menurut penelitian saya Facebook tidak mengandung lemak babi dan alkohol.

Sikap hati-hati, berpikir panjang dan waspada kiranya bisa membuat semua kejahatan dari dampak negatif teknologi dapat diberantas untuk tidak terus terjadi. Gunakanlah teknologi sesuai kebutuhan dengan sikap hati-hati dan pikir panjang akan akibat dari apa yang kita lakukan setelah menggunakan teknologi tersebut.

Demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini semoga dapat bermanfaat untuk kita semua, terima kasih atas perhatiannya.

Selamat siang !

Wassalamualaikum Wr. Wb.