SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Selasa, 22 April 2014

Catatan Kematianku, Cerita Event Zombigaret

Catatan kematianku

Aku tak peduli lagi purnama atau bulan mati, saat jarum jam sudah menyentuh angka dua belas malam aku berjalan dengan kaki yang aku seret pelan. Tak aku rasakan lagi dingin malam atau sunyi perkotaan. Mengetuk perlahan pintu-pintu yang terkunci rapat.  Menunggu dengan muka masam, lalu aku pukul siapa saja yang membukakan pintu. Tak  pernah ada niat untuk membunuhnya, hanya saja tangan ini ingin menggenggam batang kertas tembakau. Rumah demi rumah aku masuki setiap malam, mengobrak-abrik isinya, untuk sebatang rokok. Belakangan ini warga kota sudah lebih pintar. Mereka menaruh rokok-rokok di depan pintu mereka agar aku tak menyakiti.
 “Kenapa aku tak pernah menyerang warung atau bahkan swalayan.” Cetusku.
Aku tak mau mati konyol. Setidaknya aku sudah merajai halaman utama koran lokal. Zombi pencari rokok.  Aku  terus menghisap, batang-batang racun yang membuat tubuhku sekarat. Antara mati dan hidup. Bibirku tak lagi dapat merasakannya, apalagi napasku yang sengal penuh dengan racun yang siap meledakkan kantung udaraku itu. Badanku rusak. Tak kurasakan lagi apa itu hidup. Aku kecanduan rokok. Rokok yang tak dapat aku lepaskan meski aku hampir mati.

Suatu malam yang benar-benar sepi, untuk pertama kalinya aku membunuh pemuda yang sedang berdiri di pinggir jembatan. Mungkin dia menunggu temannya dengan sebatang rokok yang dihisapnya. Aku menikamnya, lalu  menceburkannya ke sungai. Esok harinya media lokal gempar dengan penemuan mayatnya. Itu lebih baik untuknya. Mati. Daripada nanti dia tak dapat merasakan kematiannya atau hidupnya sudah tak berguna sepertiku. Sebenarnya aku ingin membersihkan manusia-manusia bodoh dari racun pembunuh. Permen tembakau yang menyebarkan asap seperti foging nyamuk demam berdarah. Rokok itu candu yang akan mengakhiri hidup umat manusia secara perlahan. Merokok membunuhmu. Aku bersandar di iklan rokok yang cukup besar. Pesan kematian sudah terpampang jelas. Tapi betapa bodohnya manusia yang membeli  kematiannya sendiri. Betapa bodohnya pabrik yang memproduksi kematian masal. Aku tak mungkin berteriak-teriak di depan gedung pemerintahan, menyuarakan “HENTIKAN PRODUKSI ROKOK”. Yang ada aku akan di tembak mati oleh polisi karena bentukku yang seperti ini. Setidaknya itu lebih baik daripada aku tak merasakan hidup lagi. Tapi aku belum memusnahkan rokok-rokok itu. Dalam rencanaku aku ingin sesekali menyusup ke dalam pabrik dan membakar gudang rokok, tapi aku takut asapnya menyebar menjadi pembunuh masal anak-anak tak berdosa. Meski nyawa mereka juga terancam oleh hisapan rokok mahluk tak bertanggung jawab.

Aku berjalan berkilo-kilometer setiap malam, hanya ingin mencari rokok untuk aku hisap lagi dan mencari pemilik pabrik rokok itu. Dalam napas sengal aku tak pernah mati. Aku ingin mati bersama dengan pengusaha racun itu. Meledakkan paru-parunya dengan asap rokok produksinya sendiri. Biar dia merasakan seperti apa sesaknya napas ini karena karyanya. Biarkan asap-asap itu mencekik lehernya, seperti kanker yang tak lagi bisa diangkat dari paru-paruku. Atau kanker yang membuat mulutku mati rasa. Aku bersembunyi dari pagi di semak-semak, lalu menyelinap dalam bagasi mobilnya. Keluar di malam hari tepat dengan bulan mati. Gelap. Aku baru tahu pengusaha rokok itu bukan seorang perokok.  Aku menelusup dengan satu kardus rokok yang aku kumpulkan setiap malam, sebagian sudah aku hisap sendiri menjadi canduku. Mengendap-endap masuk kamarnya. Menutup pintu dan membakar semua rokok yang aku punya di kamarnya, menciptakan asap beracun yang mengepungnya dari luar kamar mandi kamarnya. Teriakannya tak terdengar oleh pintu yang terkunci rapat. Aku menunggunya di depan pintu kamar mandi, menunggu dia keluar dan mati bersamaku. Aku menikamnya dalam pengap asap rokok itu. Aku sudah terbiasa dengan baunya, tapi tidak dengan dia. Aku mengikatnya dan membakar berbatang-batang rokok di mulutnya hingga dia merasakan racunnya sendiri. Esok ingin catatanku ini dimuat dalam media, dengan berita pengusaha rokok yang tak merokok mati bersama pecandu rokok yang menjadi korban pabriknya. Catatan seorang zombi yang sering mencuri rokok namun membunuh pengusaha pabrik rokoknya.