SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Kamis, 11 September 2014

Karya 29 Dibukukan (Paper)

Paper “Pancasila Sebagai Pemersatu Keanekaragaman Budaya Asli Bangsa Indonesia yang Kian Pudar Tergerus Program Budaya Asing di Media Televisi” dibukukan dalam Buku Prociding Kongres Pancasila VI di Universitas Patimura Ambon sebagai Peserta Lolos Call For Paper oleh Pusat Studi Pancasila UGM.

Berikut abstrak dari Papernya: 


Pancasila Sebagai Pemersatu Keanekaragaman Budaya Asli Bangsa Indonesia yang
Kian Pudar Tergerus Program Budaya Asing di Media Televisi
FAIZ DEJA RAMADHAN
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Prodi Geofisika
rfaiz15@yahoo.co.id

Abstrak
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak kebudayaan. Kebudayaan daerah yang
majemuk di Indonesia sangat rentan terhadap pergesekan masalah berdasarkan perbedaan
kebudayaan yang timbul dari karakteristik geografis maupun sosial tempat kebudayaan tersebut
terbentuk. Permasalahan tersebut dapat menimbulkan goyahnya persatuan dan kesatuan yang
mengancam kelangsungan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu setelah Indonesia merdeka
dibentuklah Pancasila yang dapat merangkul perbedaan yang ada di Indonesia termasuk kebudayaan
di dalamnya dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Namun seiring perkembangan Indonesia,
Pancasila seakan tergeser kedudukannya. Pergeseran Pancasila sebagai landasan negara yang
mempersatukan budaya itu dipengaruhi pula oleh masuknya kebudayaan asing yang begitu cepat,
mengingat posisi Indonesia sebagai jalur perdagangan hingga teknologi informasi yang mempercepat
masuknya budaya baru. Budaya baru lebih digemari oleh generasi muda Indonesia yang semakin
mempercepat pengurangan peran Pancasila dan menipisnya pelestarian budaya Indonesia. Bukan
tidak mungkin perlahan kebudayaan asli milik Indonesia akan hilang bahkan diambil negara lain,
serta Pancasila semakin hilang peran dan pemahamannya. Oleh karena itu perlu diadakan suatu
program yang mengharuskan setiap jaringan komunikasi, terutama televisi yang dianggap lebih
menjangkau semua lapisan masyarakat memiliki program tentang budaya dan Pancasila yang dapat
mendidik dan menanamkan nilai budaya serta Pancasila ke dalam semua lapisan masyarakat di
Indonesia,terutama generasi muda sebagai penerus bangsa. Suatu program yang diharap pula sebagai
jembatan penghubung antara kebudayaan asing atau kebudayaan baru yang masuk di Indonesia agar
sesuai dengan kebudayaan asli Indonesia.

Abstract
Indonesia is an archipelago that has a lot of culture . Diverse local culture in Indonesia is very
vulnerable to friction problems based on cultural differences that arise from the geographical and
social characteristics of the culture where they are formed . This problem can cause shaky unity and
oneness that threaten the survival of the nation and state . Therefore, after the independence of
Indonesia established Pancasila can embrace the differences that exist in Indonesia, including the
culture in which the motto Unity in Diversity . But with the development of Indonesia, Pancasila as
displaced position . Shifting Pancasila as the foundation that unites the country 's culture is also
influenced by the influx of foreign culture so quickly , considering Indonesia's position as a trade
route to the information technology that accelerates the entry of a new culture . The new culture is
more favored by the young Indonesian Pancasila further accelerate the reduction of the role of cultural
preservation and depletion of Indonesia . It is not impossible slowly Indonesia's indigenous culture
will be taken away even other countries , as well as Pancasila increasingly lost the role and
understanding . Therefore there should be a program that requires each network communications ,
especially television, which is considered to better reach all walks of life have on culture and
Pancasila programs that can educate and inculcate Pancasila values and culture into all walks of life in
Indonesia , especially the younger generation as successor nation . A program is also expected as a
bridge between foreign cultures or entering a new culture in Indonesia consistent with the original

culture of Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar