Dipidana
di Ocean Kingdom
Faiz
Deja Ramadhan
Namaku Indra salah seorang Mahasiswa
Perguruan Tinggi Negeri di kota Bandung. Sebenarnya aku lahir dan bertempat tinggal dan memiliki sahabat-sahabat terbaik di Jakarta. Umurku 19
tahun, sekarang studiku telah beranjak di semester lima. Di kampus aku dikenal sebagai orang yang
biasa-biasa saja bahkan lebih sering dianggap pendiam dan cuek dengan keadaan sekitar. Aku juga tidak terlalu
rajin dan pintar sampai-sampai banyak nilai-nilai mata kuliahku yang belum tercukupi
alias masih kurang. Ya semuanya aku jalani dengan normal dan santai, tak perlu memburu-buru waktu juga memang
kemampuan kita tak bisa didongkrak menjadi terlalu tinggi itu prinsipku.
Tapi yang jelas aku yang
mengetahui kemampuanku tidak pernah sedikitpun menghalangi niat dan cita-citaku
untuk selalu menyalurkaan bakat dan hobiku aku suka menulis dan travelling aku
juga punya cita-cita menerbtkan buku tulisanku sendiri dan berkelana keliling
Indonesia bahkan dunia namun dibalik asa yang radanya tinggi itu cita-ctaku
sesungguhnya ialah ingin membahagiakan orang tua ku dan menyukseskan masa
depanku sendiri. Amin.
Tak terasa sudah satu semester awal di
tahun ketiga berlalu. Liburan menanti, ini yang selalu aku nantikan dan bahkan
bisa menghilangkan fokusku terhadap kuliah ku hingga tidak terbayang lagi sama
sekali. Betapa tidak memang yang aku hobikan selama ini adalah perjalanan dan perjalanan untuk lebih maju dan
mengetahui banyak informasi dari banyak tempat yang aku kunjungi selama ini.
Satu hal lagi yang penting aku bisa menggunakan pengalamanku ini untuk aku ceritakan kepada teman-teman atau aku tuliskan dalam sebuah
tulisan. Yang jelas setiap pengalaman dan kenangan akan suatu perjalanan pasti
ada aroma khas ceritanya masng-masing.
Rencana liburan semester ini adalah pergi ke sebuah pulau yang terletak di Laut Jawa dan dipisahkkan oleh Teluk
Jakarta pulai ini terletak di gugusan Kepualauan Seribu.
Sudah sangat terbayang asyiknya berlibur ke suatu pulau melakukan
aktivitas-aktivitas liburan yang menyenangkan. Semoga kami berbahagia terus
disana sudah sangat tak sabar untuk menanti hari itu tiba. Padahal tinggal
semalam lagi pikirku di tempat tidur malam sebelum keberangkatan liburanku itu.
Karena tak sabar menanti itu sampai-sampai membuat aku insomnia alias tak bisa
tidur. Oh iya aku berlibur ke pulau bersama lima orang sahabatku mereka
teman-temanku yang ku kenal ada yang dari sejak SD, SMP maupun saat aku SMA.
Mereka itu Hadi, Rani, Aldo, Nayla dan Rudy. Hadi sahabatku sejak
SD hingga SMA dan kuliah meskipun kami bersekolah dan berkuliah di tempat yang
berbeda namun Hadi juga tetanggaku jadi kami masih sering bermain bersama apalagi saat liburan seperti ini. Kalau
Rani, Aldo dan Nayla teman SMP ku dan satu SMP juga dengan Hadi sehingga kami
saling mengenal. Kalau Rudy ialah pendatang baru sebagai sahabatku di SMA. Rudy aku kenalkan dengan 4 sahabatku lainnya
sejak aku lulus SMA.
Kami semua sudah berteman beberapa tahun
terakhir ini dan mengenal satu sama lain. Mungkin kalau kumpul bersama sering
kita lakukan jika ada yang berulang tahun atau ada yang mentraktir kita makan dan biasanya kami juga berkumpul
bersama saat liburan seperti ini, buka puasa, atau lebaran. Diantara mereka
semua Hadi ialah sahabat yang paling
dekat denganku karena ia juga tetanggakku dan paling tahu kabar keempat teman ku yang lain karena Hadi
berkuliah di kampus yang dekat dengan kota tempat tinggal kami sedangkan aku
yang berkuliah paling jauh di luar kota.
Setelah menyepakati harga liburan dan apa
saja yang harus kita persiapkan selama liburan berlangsung antara kami berenam
dan pihak penyedia jasa perjalanan alias Tour and Travel Agent terutama soal
harga. Sabtu pagi pada hari yang ditunggu-tunggu itu kami siap dan tiba di
lokasi tempat kamu dijemput pihak agen perjalanan tersebut kami dijemput dari
pelabuhan dan diangkut menuju pulau tempat kami berlibur dengan kapal pesiar mewah yang sungguh
sangat besar kami semua pun terkejut dan tak menyangka akan dijemput dengan
kendaraan semewah itu. "Wow sungguh luar biasa !." Itu yang ku
ucapkan saat menginjakan kaki pertama kali diatas kapal pesiar itu. Setelah
semua diantara kami dan barang bawaan kami naik. Kapal pesiar itu pun berjalan
dengan kecepatan konstan.
Sungguh indah pemandangan
tengah laut yang ombaknya tidak begitu besar itu Angin Darat yang terhembus ke
laut dari daratan itu seakan sepoi-sepoi mengimbangi terik sinar Matahari pagi
itu. Burung camar berterbangan mengelilingi
langit biru diatas lautan yang biru pula seakan menambah indah pesona alam Nusantara ini. Mataku
sungguh berbinar tiada
henti menyaksikan keindahan ini semua.
Sampai pada akhirnya
kami tiba di tempat tujuan yaitu Pulau liburan yang akan kami singgahi dan
nikmati keseruannya bersama lautan luas yang menopang kecilnya pulau itu. Kami pun turun dari kapal pesiar yang aku perkirakan harganya
bermiliar-miliar Rupiah
itu. Lalu kami berjalan kaki menuju tempat penginapan yang telah dipilihkan
oleh penyedia jasa agen perjalanan kami, dan kami dituntun oleh pegawai
penginapan hingga masuk kamar-kamar tempat kami menginap dan singgah selama di
pulau.
Aktivitas kami selama berlibur di pulau
ini sangat mengasyikan banyak sekali hal-hal seru yang kami lakukan disini.
Kegiatan liburan seperti bermain di pantai, berlari-larian, bersepeda
mengelilingi pulau dan sebagainya dihari pertama ini kita menaiki kapal boat
untuk melakukan snorkeling dan melihat
hal-hal di bawah permukaan laut yang sungguh indah
dan menakjubkan.
Malam harinya setelah
hari pertama liburan telah kita lewati, kami mengadakan acara pesta bersama
beberapa orang penghuni lain di penginapan. Disitu kami berkenalan dan
bercengkrama sehingga memiliki kenalan-kenalan baru. Kami pun menyantap
hidangan yaitu ayam bakar atau ikan bakar dan ayam panggang maupun barberque
sangat menyenangkan acara malam oitu hingga membuat kami lelah dan kembali ke
kamar masing-masing. Aku, Rudy, dan Hadi tidur di satu kamar penginapan dengan
tiga tempat tidur sedangkan Rani dan Nayla tidur di satu kamar dengan dua
tempat tidur. kami pun terlelap hingga sang fajar bangkit kembali.
Pada pagi harinya kami siap melakukan
aktivitas d harii kedua liburan. Kami akan menyelam atau diving ke dalam laut
dan melihat pemandangan bawah laut yang mungkin selama ini sangat
dicita-citakan dan bahkan sudah dialami
orang banyak. Dan kami sekarang bisa melakukannya, aku sungguh senang
bahwa ada satu orang juru fotografi juga yang memegang kamera anti air yang
bisa dibawa ke dalam laut untuk merekam momen-momen kegiatan kami ini.
Saat kami sedang menyelam di dalam laut
dan asyik menikmati pemandangan bawah laut dan menyentuh ikan-ikan kecil yang
luucu itu tiba-tiba aku melihat dari permukaan atas laut warna air berubah
menjadi sangat coklat dan kotor lalu berselang beberapa detik setelah yang aku
lihat itu aku terbawa air laut yang arusnya sangat dahsyat didalam permukaan
laut daan kulihat teman-temanku yang sedang menyelam di waktu yang sama yaitu
Hadi, Rudy dan Rani juga ikut terombang-ambing di dalam arus air laut yang
sungguh kencang. Semua penglihatan yang kulihat dari dalam kacamata selam
sangat coklat semua air berubah menjadi kotor. Ibarat putaran angin tornado
yang berputar sangat cepat dan berbentuk gelombang longitudinal kami semua
ibarat terhisap ke dalam suatu lubang di dasar laut. Lalu aku hampir kehabisan nafas dan ku lihat wajah Rani dan
Hadi sudah sangat pucat apalagi mata mereka di balik kacamata itu. Aku pun pingsan
dan tak sadarkan diri lagi meskipun masih merasakan tubuhku ini terbawa arus
laut yang kencang itu.
Lama aku pejamkan mata karena hampir
kehabisan nafas dan kelelahan terombang-ambing di bawah permukaan air laut.
Tiba-tiba aku terbangun dan tersedak batuk mengeluarkan banyak sekali air laut
yang asin dari mulutku. Mataku pun terbelalak kaget setelah aku memuntahkan air
laut dari mulutkku itu melihat banyak sekali orang yang berdiri melingkariku,
menggunakan pakaian sederhana alias telanjang dada, hanya menggunakan rok dari
daun nangka untuk menutup kemaluan mereka dan mereka semua laki-laki juga
membawa tombak ibarat sekelompok pasukan tarzan.
Aku sangat takut jika mereka semua
menusukku dengan tombak-tombak itu aku pun dipaksa mereka berdiri dan mereka
menyeretku hanya kedua tanganku yang mereka pegang dan mereka tarik kakiku yang
terseret sangat sakit bergesekan dengan tanah dipulau itu, aku baru tahu dan
sadar sekarang aku terdampar di sebuah pulau dan aku ditangkap penduduk asli
pulau ini.
Saat aku diseret-seret para pasukan itu aku
pun jatuh pingsan lagi karena terlalu kelelahan. Saat aku membuka mata dan
terasa sekali tubuh ini lemas juga lunglai, ku lihat sekelilingku ruangan
sempit dan lembab yang terkurung dinding juga jeruji besi. Apa ini? Apa ini
artinya aku berada di dalam penjara. Lalu aku sangat bingung mengapa aku
dipenjara ? Aku ini sangat lelah dan hampir mati karena gelombang air laut yang
mungkin Tsunami itu, ketika aku menyelam. Lalu mengapa sekarang aku dipenjara?
Sungguh aneh dan membuatku tak habis pikir.
Tak Berapa lama aku pun dibawa petugas
yang sama yang menangkap dan menyeretku tadi. Mereka masuk dan menyuruhku
mengikuti mereka, ini yang dikatakan:
“Komm, folge mir! “ Itu yang
dikatakan salah seorang dar mereka pasukan yang memenjaraiku sambil matanya
menatapku tajam.
Sungguh aku sangat terkejut,
tak disangka orang-orang yang berdomisili di hutan dengan pakaian seadanya ini
bisa berbicara dengan bahasa Jerman sungguh hal yang mustahil, aku kira bahasa
yang mereka ucapkan adalah bahasa yang sulit diartikan seperti yang aku lihat
seperti film-film dengan cerita manusia hutan itu, sungguh mengherankan. Aku
mengerti bahasa Jerman meskipun tidak terlalu fasih jika menggunakannya dalam
percakapan karena ketika SMA aku mempelajarinya.
Lalu aku sampai di sebuah
ruangan yang sungguh ramai. Untuk kedua kalinya aku terkejut. Ruang apakah ini
? ini seperti ruang sidang lalu kulihat di dinding ruangan itu tertulis tulisan
“Ocean Kingdom” dan itu artinya Kerajaan Ocean, atau Ocean itu berarti adalah Lautan alias Samudera. Mungkinkah ini kerajaan laut seperti yang ada
di Film-Film itu namun mengapa letaknya tidak berada di dalam laut ? Sungguh
aneh dan mengherankan mereka berbahasa dengan bahasa Jerman dan nama Negara
mereka menggunakan bahasa Internasional yaitu bahasa Inggris namun penampilan
mereka seperti penduduk-penduduk zaman purba atau orang pribumi yang menempati
suatu pulau terpencil.
Selain ruang sidang yang
ramai aku melihat tepat dihadapanku sesosok perempuan yang bisa aku simpulkan
Ia adalah ratu di kerajaan ini penampilannya seperti Nyi Roro Kidul dengan
pakaian yang berbahan kain warna-warni
membalut dan menutupi tubuhnya. Namun Ia
juga berbicara dengan bahasa Jerman sungguh sangat mengejutkan negeri yang aneh
dan tak bisa aku sangka aku berada di negeri dan pulau yang seperti ini.
Lalu aku ikuti sidang itu
dengan mengantuk karena kelelahan awalnya aku tak mengerti maksud dari isi
sidang ini lalu mengapa aku dijadikan tersangka pada kasus sidang ini. Dari
perkataan dan suasana sidang banyak kata-kata dan hal yang tak aku mengerti apa
yang mereka bicarakan pasalnya aku hanya sedikit mengerti kata-kata dalam
bahasa Jerman dan artinya.
Belakangan
saat aku mendengarkan saat jaksa penuntut umum membacakan tuntutannya Ia
membawa poster yang bergambar wajah seseorang yang mirip dengan wajahku
bertuliskan bahasa Jerman flüchtende Verbrecher yang artinya buronan penjahat
dan ternyata aku mengerti kasus mengapa aku disidang di sini aku menjadi
tersangka kasus korupsi karena seorang koruptor di negeri ini wajahnya mirip
sekali dengan wajahku.
Tak
dapat aku percaya aku punya seorang saudara kembar yang wajahnya mirip sekali
denganku, lalu mengapa dia bisa menjadi koruptor di negeri aneh ini. Inilah yang ku ketahui
belakangan kenapa mereka semua menangkap dan memenjarakanku. Hingga akhirnya
aku mendengar keputusan sang hakim sebelum palu sidang itu diketukan. Pada
putusannya Ia berkata : “Sie können bis zu 12 Jahre Haft” yang artinya: “Anda dipenjara
hingga 12 tahun penjara.” Aku pun merasa shock betapa mimpi buruknya hidupku
ini bisa dipenjara atas kesalahan yang tidak pernah aku perbuat di negeri entah
berantah nan tak jelas ini. Setelah putusan itu dibacakan sang Ratu
memerintahkan pasukan kerajaan memasukan aku ke dalam sel tahanan kembali.
Di
dalam sel tahanan aku menangis dan bingung atas apa yang harus ku perbuat.
Hingga akhirnya 3 orang pasukan bertopeng ibarat maling membuka pintu penjara. Ternyata mereka adalah Rani, Rudy
dan Hadi mereka tahu negeri ini aneh
mereka sama-sama terdampar denganku di sini dan berusaha membebaskanku dari
tadi agar aku tidak dipenjara. Setelah aku keluar dari penjara kami berempat
berlari menuju pantai di pulau Ocean Kingdom dan menaiki sebuah perahu dayung.
Aku sangat salut dengan ketiga temanku, mereka berpikir cepat untuk
menyelamatkanku dan keluar dari negeri ini. Namun baru beberapa meter kami
mendayung terjangan ombak lautm, Tsunami menimpa perahu kami hingga akhirnya
kami semua tenggelam dan tak sadarkan diri.
Terbangun
dari pingsanku terhadap Tsunami yang menerjang,
aku melihat keempat temanku tersenyum dihadapanku termasuk Nayla yang
tidak ikut terdampar di pulau itu karena dia takut menyelam. Sampai pada
akhirnya kakekku yang seorang arkeolog tidak pernah tahu ada Ocean kingdom di
pulau manapun dan juga aku tidak pernah punya saudara kembar. Namun
pengalamanku serta Rudy, Hadi dan Rani menjadi pengalaman paling mengesankan
dimana aku ‘dipidana di Ocean Kingdom’.
Cerpen ini menjadi Juara 3 Lomba Cerita Fantasi Penerbit Sinar Gamedia Utama dan dibukukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar