Guru-Guruku
Jago Sihir
Faiz Deja Ramadhan
Nama
ku Hendrian. Aku duduk dibangku kelas 11 di salah satu Sekolah Menengah Atas
ternama di kotaku. Ini cerita yang sangat menghebohkan jika dipikir secara
logika kebenarannya namun cerita ini sungguh seru dan merupakan hal yang sngat
tidak terduga. Cerita tentang guruku di SMA yang sangat tidak lumrah. Inilah
kisahku.
Waktu
itu aku lihat jam tanganku menunjukan pukul 06.48 WIB. Ini mengejutkanku 12
menit lagi hampir sampai pada bel jam masuk sekolah yaitu Pukul 07.00 WIB dan
aku sungguh merasa was-was karena setik-detik menuju jam 7 pastinya akan
membuat pak satpam menutup pintu gerbang sekolah, sementara aku masih melaju
dengan kendaraan umum ini. Terlebih lagi si supir angkutan ini semakin sering
mengeremkan kendaraannya dan memberhentikannya dipinggir jalan untuk sesuatu
yang tak pasti penumpang yang belum tentu datang atau naik ke angkutan ini.
Sesampainya di depan gerbang
sekolahku aku lansung mengehentikan angkutan itu dan berteriak :
“Kiri.... . ” Sontak
teriakan itu mengagetkan seisi penumpang angkutan itu yang berjumlah kurang
lebih 14 orang.
“Sabar aja
kali dek.. gak usah teriak juga .” Kata supir angkutan yang masih muda itu.
“Maaf Bang
saya buru-buru, Maaf ye.. .” Permohonan maaf itu yang hanya bisa ku ucapkan
saat keadaan kalut seperti ini.
Lalu aku pun
berlari menuju gerbang sekolahku meskipun rasanya sudah tak mungkin
terselamatkan dari kata ‘terlambat’ karena ketika aku melihat jam, waktu telah
menunjukan jam 06.58 WIB namun aku yakin harapn itu masih ada. Dan aku pun
terkejut dari seberang jalan sebelum aku menyebrang tampak pintu gerbang
sekolah masih terbuka lebar, aku pun bersemangat lari semakin cepat.
Namun setelah aku menyebrang lalu
kulihat pontu gerbang sekolahku itu aku sungguh terkejut. Betapa tidak beberapa
menit yang lalu aku masih melihat pintu gerbang sekolah ku yang besar iterbuka
lebar dan masih banyak siswa yang lalu lalang masuk kedalam sekolah namun kini
selang beberap menit yang ku butuhkan untuk menyebrang jalan raya membuat pintu
gerbang telah tertutup rapat tanpa boleh ada siswa terlambat yang masuk
sekalipun kecuali si Ibu kepala sekolah Miss Grace yang galak seperti nenek
sihir itu langsung datang dan membukanya dihadapan kami. Tapi tak semudah itu
sebelumnya kami akan mendengar nasihat yang panjang lebar darinya dan setelah
itu baru kami menerima hukuman dari beliau. Entah itu membuat resume artikel
atau pun esai yang jelas sangat memberatkan.
Satu hal lagi yang paling aku tidak
suka dari Miss Grace, Ia selalu mengancamku jika aku melakukan kesalahan untuk
yang kedua kalinya seperti ketika aku terlambat ini pasti aku akan dapat
ancaman yang lebih keras darinya. Miss Grace adalh orang yang sangat tidak suka
dengan keluargaku terutama ayah dan ibuku karena dahulu Ia adalah mantan pacar
ayahku dan orang yang paling tidak disenangi oleh almarhum ibuku.
Ini yang kami semua tunggu, kami
yang terlambat sangat menunggu kehadirannya Miss Grace,
kepala sekolah kami. Lalu Ia berkata: "Sepertinya
yang saya lihat anak-anak yang sama seperti hukuman-hukuman yang saya berikan
sebelumnya, terutama kamu Hendrian sudah tiga kali ibu menasihati kamu dan
sudah tiga kali pula kamu terlambat dan dihukum seperti ini."
Sungguh menyebalkan si Ibu Grace itu
langsung menyinggungku dihadapan banyak orang dan anak-anak teman sekolahku
saat itu.
Lalu
kami semua digiring oleh Miss Grace ke dalam ruang kepala sekolah sekitar
sepuluh orang yang terlambat pada hari itu masuk ke ruangan kepala sekolah dan
bersiap untuk diadili, menghadapi dakwaan, dan mendapatkan hukuman. Kami
semua ketar-ketir mendengar apa yang akan beliau putuskan dan hukuman yang akan
diberikannya.
Setelah mendengarkan
ceramah dan nasihat yang panjang lebar dari Miss Grace kami pun diberi hukuman
untuk membersihkan satu ruangan perpustakaan, juga merapikan dan menata semua
buku yang ada disana.
Semua yang pada hari
itu datang terlambat dan mendapat hukuman itu pun menjalani apa yang harus
mereka lakukan dengan sabar dan rela. Ada yang menata buku-buku yang banyak
sekali itu untuk ditata ulang di puluhan rak buku yang tersedia di
perpustakaan, ada yang menyapu dan membersihkan lantai dan ada pula yang
membersihkan jendela dari debu-debu
yang menempel. Aku pun mengelap meja dan membersihkan debu-debu yang bersarang
di atas meja baca perpustakaan tersebut.
Tiba-tiba temanku Rini
datang dan menghampiriku
ke dalam perpustakaan.
"Kamu dapat hukuman lagi ?"
Tanya Rini.
"Iya Rin, mana si Miss Grace
menyinggungku pula di depan anak-anak." Terangku sambil kesal.
"Bu Grace itu sudah terlalu dendam
kesumat sepertinya dengan Papamu dan keluargamu. Tapi tak sepatutnya juga dia
lampiaskan dendamnya ke kamu karena kamu juga tidak tahu apa-apa kan."
Jelas Rini juga heran.
"Iya aku sungguh benci sama Bu
Grace." Seru ku.
"Tapi tenang saja aku akan membantumu
keluar dari kegelisahan yang dibuat oleh Bu Grace kepadamu selama ini."
Jelas Rini menenangkan.
"Apa yang akan kamu lakukan Rin
?" Tanya ku.
"Sudah kami tak perlu tahu pokonya
kita lihat saja nanti." Ujar Rini.
Aku pun mengangguk tanpa penasaran apa
yang akan Rini lakukan nantinya. Benar atau tidak Rini akan membantuku, tidak
terlalu aku pikirkan karena aku masih kesal sama kepala sekolah menyebalkan
itu.
Selesai
dari hukuman yang melelahkan itu, hidupku masih belum tenang karena Bu Grace
memberi kami tugas Esai untuk dikerjakan di rumah sebagai sebuah hukuman
lanjutan. Sunguh menyebalkan.
Sepulang sekolah dan
pelajaran seharian ini selesai, aku pergi ke toilet dan setelah keluar dari
toilet teman-temanku yang tadi pagi terlambat dan beberapa emanku yang lain
yang sering terlihat mendapat hukuman bersama aku karena terlambat
menghadangku. Mereka pun memarahiku.
"Semua ini gara-gara kamu kalau ada
kamu yang telat dan melanggar peraturan pasti kita semua dihukum oleh Ibu
Grace." Ujar mereka.
"Loh kok gitu ?" Tanyaku
bingung.
"Iya benar coba kamu lihat
anak-anak yang terlambat datang di hari ketika kamu datang tepat waktu pasti
mereka tidak dihukum sama Ibu Grace." Jelas salah seorang dari mereka.
Aku pun bingung dan terkejut sungguh tak
menyangka dendam Ibu Grace kepadaku sangat kejam begitu. Padahal masalah Ibu
Grace, papa dan mamaku adalah masa lalu.
Ketika aku terdiam dan
terpaku membayangkan betapa kejamnya Ibu Grace. Tiba-tiba Bu Sonya datang dan
berkata:
"Hentikan semua ini ! Kalian
apa-apaan sih ? Mencegat Hendri seperti anak kecil saja. Sekarang saya minta
kalian semua bubar !"
Setelah orang-orang yang menghadangku
bubar aku pun ditarik Bu Sonya untuk mengikutinya ke dalam ruangannya.
Ibu Sonya adalah guru
Matematika yang juga mengajariku, Ia sangat baik dan bersahaja. Ia juga kerabat
papa dan mamaku serta mengetahui permasalahan antara masa lalu papa dan mamaku
juga Ibu Grace. Bu Sonya juga sangat mengenali Ibu Grace karena Ia juga pernah
menjadi tngan kanan Ibu Grace beberapa waktu.
Setelah
fakta yang diutarakan oleh anak-anak yang menghadangku tadi aku pun juga
menemukan fakta baru. Sebab Ibu Grace juga guruku yang
mengajar Bahasa Indonesia di kelasku dan entah mengapa setiap pelajarannya aku
selalu mendapat nilai yang buruk sendirian di kelas, tidak pernah lulus ujannya
bahkan sering mengikuti remedial dihadapannya sendiri. Ini membuktikan bahwa
Ibu Grace sangat tidak suka denganku.
Setelah pemkiran-pemikiran dan anggapan itu aku pun juga
diperkuat dengan kata-kata Ibu Sonya tentang Ibu Grace terhadapku.
"Setelah
Ibu melihat semua yang dikatakkan teman-teman yang menghadangmu tadi ternyata
benar. Ibu akan memberi pelajaran kepada Ibu Grace karena Ibu tidak suka orang
yang pendendam dan guru yang menekan siswanya." Jelas Bu Sonya.
"Lalu
bagaimana caranya Bu ?" Tanya ku.
"Pokoknya
nanti malam kamu datang ke Lapangan Basket sekolah karena Ibu telah meminta Ibu
Grace menemui Ibu nanti malam." Terang Ibu Sonya.
"Ok
Bu, saya akan membantu Ibu nanti malam." Kata ku meyakinkan.
Malam hari itu pun riba malam dimana Ibu Sonya berani
menantang Ibu Grace dan melawannya demi membantuku aagar tidak selalu dizolimi
Ibu Grace. Dan ini semua sangat mengejutkanku dimana awalny ku kira Ibu Sonya
hanya akan membelaku dengan memberikan pengertian dan omongan kepada Ibu Grace
ternyata, ketika mereka berdua bertemu
dan bertatapan mata ternyata Ibu Grace dan Ibu Sonya mengeluarkan sihir dari
jari telunjuk mereka saling melawan dan menjatuhkan.
Ternyata ini adalah pertarungan yang sangat dahsyat antara
kedua guruku alias pertarungan antara guru matematika dan kepala sekolahku.
Mereka berdua guru-guruku yang jago sihir sungguh aku masih tak percaya.
Kembang api dan sinar-sinar perciikan api itu muncul semakin banyak setiap kali
mereka berdua mengeluarkan banyak jurus sihir mereka.
Sampai pada akhirnya Bu Sonya mengeluarkan satu jurus yang
dapat menjatuhkan Ibu Grace tersungkur ke tanah. Ibu Grace pun pergi dan
berkata bahwa dia tidak akan menyerah mengganggu dan merusak hidupku seperti
yang dilakukan mamaku yang membatalkan pernikahan Ibu Grace dan papaku di masa
lalu hingga sampai sekarang Ia pun belum menikah.
Aku pun semakin takut dan menangis sekn Ibu Grace telah dan
akan menjadi ancaman seumur hidupku. Aku butuh mamaku untuk ku peluk. Lalu Ibu
Sonya pun memelukku yang menangis saat itu sambil Ia menenangkanku.
Keesokan harinya sekelompok polisi
datang ke sekolahku dan menangkap serta memborgol Ibu Grace atas tuduhan yang
mengatakan Ibu Grace telah mengkorupsi dana sekolah dan mendapatkan uang suap
dari Wali Kota di kota kami. Dan
itu semua dibuktikan dengan rekaman CCTV yang dibeberkan Rini yang diam-diam
dia ambil di dalam ruang kepala
sekolah ketika Bu Sonya dan Ibu Grace
bertarung malam itu. Ibu Grace lupa mengkunci pintu ruangannya karena sudah
dijebak oleh rencana Ibu Sonya. Akhirnya Ibu Grace ditangkap polisi dan
dipenjara hingga hukumannya seumur hidup. Aku sangat senang sekali hidupku kini
tenang tanpa ancaman sedikitpun. Aku sangat berterima kasih kepada Rini dan Ibu
Sonya yang sangat menyayangiku dengan cara mereka menolongku. Dan akhirnya Ibu
Sonya menjadi kepala sekolah di sekolahku dan menikah dengan papaku karena
papaku kagum atas perjuangan Ibu Sonya menyelamatkan hidupku. Soal sihir Ibu Sonya, dia mengatakan kalau
kekuatan sihirnya akan hilang ketika Ia menikah dan dia juga tidak pernah
mempergunakan sihirnya untuk kejahatan kecuali untuk menjatuhkan orang jahat
seperti Ibu Grace. Aku pun hidup bahagia dan dapat tersenyum kembali sekarang.
Cerpen ini dibukukan Penerbit Sinar Gamedia Utama di Buku Kumpulan Cerita Fantasi 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar