Alam
Indonesia Antara Harta dan Petaka
Faiz
Deja Ramadhan
Republik
Indonesia merupakan negara yang berusia 70 tahun sejak proklamasi
kemerdekaannya yaitu 17 Agustus 1945. Indonesia dikenal sebagai negara yang
besar dengan luas wilayah lebih dari 1.900.000 kilometer persegi dan merupakan
negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau
sehingga membuat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Dari
banyaknya pulau dan kepulauan di Indonesia maka menjadikan Indonesia memiliki
jumlah penduduk terbanyak di urutan ke empat di dunia, penduduk yang tersebar
di wilayah berbeda-beda membuat masyarakat Indonesia memiliki banyak
keanekargaman, seperti: suku bangsa, etnis, bahasa budaya dan agama.
Secara
astronomis letak wilayah Indonesia terletak di 60LU - 110LS
dan 950BT - 1410BT dan berada tepat di garis ekuator bumi
atau garis khatulistiwa, maka dari posisi Indonesia membuat wilayahnya berada
pada zona beriklim tropis atau wilayah dengan dua musim, yaitu musim kemarau
dan penghujan. Iklim tropis menjadi faktor yang membuat wilayah Indonesia subur
dan hijau dengan banyaknya hutan dan pepohonan. Secara geografis Indonesia yang
merupakan negara kepulauan terbesar dan berada tepat pada garis khatulistiwa,
diapit oleh dua samudera luas, yakni: Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
Indonesia juga diapit oleh dua buah benua yaitu: Benua Asia dan Benua
Australia.
Dari aspek geologis, pembentukan
wilayah-wilayah di Indonesia disusun oleh struktur dan macam-macam formasi
batuan yang kompleks. Secara tektonik lempeng, Indonesia merupakan wilayah yang
menjadi pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu: Lempeng Eurasia, Lempeng
Indo-Australia dan Lempeng Pasifik. Pertemuan tiga lempeng bumi tersebut mengakibatkan
tumbukan konvergen yang membuat penunjaman antar satu lempeng terhadap lempeng
lainnya sehingga membentuk zona subduksi. Zona subduksi di wilayah Indonesia
berupa penunjaman lempeng kerak samudera ke dalam kerak benua, hal ini juga
mengakibatkan Indonesia termasuk ke dalam Ring
of Fire atau cincin gunung api di dunia karena zona subduksi yang seperti
itu membuat magma bergerak ke atas permukaan dan mudah menembus zona lemah
permukaan bumi serta menciptakan aktivitas vulkanik yang membentuk gunung api.
Itulah sebabnya mengapa alam Indonesia memiliki banyak sekali gunung api. Dari
gunung api yang bersifat aktif dan juga pasif atau tertidur dari aktivitas
vulkanik maupun erupsi. Gunung api yang aktivitasnya cukup tinggi dan sering
menjadi perhatian dunia, antara lain: Gunung Merapi di Yogyakarta, Gunung
Sinabung di Sumatera Utara, Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda serta masih
banyak gunung api lainnya. Dari banyak gunung api yang menjulang tinggi di
wilayah pulau-pulau besar dan kepulauan Indonesia menjadikan Indonesia sebagai
negara yang memiliki banyak pemandangan
alam yang sangat indah. Beberapa gunung lainnya, seperti Gunung Bromo dan
Gunung Semeru di Jawa Timur, Gunung Kerinci di Jambi, Gunung Papandayan di Jawa
Barat, sering dijadikan ikon keindahan alam Indonesia serta menjadi tujuan
pariwisata baik domestik maupun internasional. Gunung api dan wilayah
pegunungan di Indonesia umumnya dilengkapi dengan hutan-hutan yang hijau, sejuk
dan asri. Hutan tumbuh dari banyaknya jenis pepohonan yang dapat tumbuh subur
di tanah Indonesia karena beriklim tropis seperti yang disebutkan di atas.
Selain itu aktivitas gunung api yang menjadi harta keindahan alam juga memiliki
potensi bencana berupa letusan gunung api. Namun letusan gunung api bukanlah
tanpa manfaat dan hikmah yang menjadi petaka pembawa sengsara. Bencana tersebut
juga membawa manfaat, apabila letusan gunung api terjadi maka membuat magma
yang keluar menjadi lahar serta abu piroklastik hasil erupsi yang pada awalnya
membungihanguskan dan mematikan bagi makhluk hidup di sekitar gunung api, akan
tetapi kedua hasil erupsi atau letusan gunung api tersebut akhirnya akan
menjadi zat hara yang dapat menyuburkan tanah sehingga tanaman dapat tumbuh
dengan baik.
Keindahan alam Indonesia juga tidak
hanya terdapat di gunung, pegunungan dan dataran tinggi, tetapi juga terdapat
keindahan lautan Indonesia yang luas dan menjadi bagian hampir tiga per empat
dari luas wilayah negara Indonesia secara keseluruhan. Beberapa objek taman
bawah laut dan pantai yang indah menjadi andalan daya tarik wisata sebagai
sebuah pesona Indonesia. Laut dan pantai yang indah tak terlepas dari proses
pembentukan batuan di wilayah Indonesia yang begitu kompleks serta membentuk
lingkungan pengendapan batuan dengan kondisi baik sebagai tempat tinggal
makhluk hidup bawah laut dan juga pembentukan pantai dengan pasir baik berwarna
putih, kuning atau hitam yang semuanya terdapat di Indonesia. Selain itu
lingkungan pengendapan bawah laut juga membentuk kandungan sumber daya alam
yang sangat berharga seperti minyak bumi yang berasal dari pengendapan fosil,
sehingga dapat dijadikan sumber daya energi atau bahan bakar. Beberapa laut dan
pantai Indonesia juga menjadi tempat tinggal banyaknya spesies baik flora dan
fauna terutama di bawah laut. Salah satu andalan taman bawah laut Indonesia
adalah Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara. Wakatobi menjadi jantung
segitiga karang dunia karena memiliki 650 spesies terumbu karang dari total 750
spesies terumbu karang di dunia. Taman bawah laut lainnya yang termasuk
segitiga karang dunia, antara lain: Bunaken dan Teluk Tomini. Serta
tempat-tempat keindahan alam bawah laut dan pantai tersebar luas hampir di
seluruh wilayah Indonesia, seperti: Raja
Ampat di Papua, Kepulauan Seribu di Jakarta, Lombok di Nusa Tenggara Barat,
Pantai Kuta di Bali, Kepulauan Berau di Kalimantan, Kepulauan Belitung dan
masih banyak tempat lainnya.
Selain
gunung dan laut, wilayah Indonesia yang dilengkapi dengan kesuburan juga
memiliki banyak hutan yang hijau dan persawahan juga ladang sebagai hasil
pertanian bagi masyarakat Indonesia, sehingga Indonesia disebut pula sebagai
negara agraris. Hutan yang hijau dan subur di Indonesia pada dataran tinggi
juga memiliki kondisi sejuk dengan keindahan alam yang beraneka ragam seperti
sungai dan air terjun. Beberapa air terjun menjadi andalan objek wisata
Indonesia, seperti: Tawangmangu di Jawa Tengah, Mardakaripura di Jawa Timur,
Cilember di Jawa Barat dan sebagainya. Fenomena alam khusus seperti sabana pun
ada di Indonesia seperti Taman Baluran di Jawa Timur dan Gumuk Pasir di
Yogyakarta yang menjadi salah satu dari tiga gumuk pasir di dunia. Hutan,
gunung, sungai, sawah, ladang, pantai dan laut yang banyak berada di wilayah
Indonesia sangatlah indah, keindahan alam Indonesia menjadi anugerah terbesar
dari Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga menjadikan negeri ini negeri yang besar dan
memiliki banyak sumber daya alam yang mencukupi hampir di berbagai sektor
negara seperti pertanian, kelautan, perikanan, kehutanan, pertambangan, energi,
sumber daya mineral, pariwisata yang pada akhirnya diharapkan meningkatkan
perdagangan dan ekonomi negara yang baik dan terciptanya masyarakat sejahtera,
adil dan makmur.
Namun
anugerah terbesar dan terindah yang dimiliki masyarakat Indonesia seakan kurang
disyukuri. Pada kenyataannya anugerah alam yang sungguh tidak dimiliki negara
lain hanya dimanfaatkan untuk kegiatan eksploitasi dan pemenuhan kebutuhan
sumber daya alam tanpa dipahami sisi lain keindahan alam seperti potensi
bencana dan pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan tanpa diperhatikan
kelestarian lingkungannya hanya akan membawa petaka bagi masyarakat Indonesia
sendiri. Anugerah berupa keindahan alam dan keberadaan sumber daya alam yang
melimpah di bumi Indonesia menjadi harta yang sangat berharga sekaligus petaka
bagi masyarakat Indonesia. Seperti halnya ketika seseorang diberi kecerdasan
namun kecerdasannya digunakan untuk kesombongan dan kejahatan maka kecerdasan
tersebut hanya akan menjadi petaka bagi dirinya. Untuk itu masyarakat Indonesia
harus mensyukuri, menjaga dan melestaraikan alam negernya yang sudah diberikan
Tuhan dengan cara memahami alam dari pembelajaran yang telah terjadi selama
ini.
Umur
bumi yang sudah mencapai 4 milyar tahun membuat banyak kondiis alam di planet
bumi jauh berbeda dari kondisi pada awalnya ketika pertama diciptakan.
Keseimbangan alam yang di bumi semakin hari semakin berkurang sehingga
menimbulkan dampak negatif dan anomali pada fenomena alam yang ada. Beberapa
istilah seperti perubahan iklim, efek rumah kaca dan cuaca esktrim cukup
menggambarkan suatu dampak perubahan kondisi kesimbangan alam ke arah negatif.
Hal ini ditandai dengan banyak muncul bencana alam dan fenomena alam yang tak
biasa seperti kondisi cuaca ketika terjadinya perubahan iklim. Hal ini terjadi
pula di Indonesia beberapa bencana alam muncul akibat perubahan keseimbangan
alam pada wilayah negeri yang dahulu disebut sebagai Nusantara. Bencana alam
yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh dua faktor yakni faktor alami dan
faktor akibat makhluk hidup khususnya manusia. Bencana tidak akan muncul jika
tanpa sebab seperti halnya tidak ada asap apabila tidak ada api. Kerusakan alam
yang diakibatkan manusia sering dikaitkan dengan faktor datangnya bencana alam
di Indonesia. Bencana yang terjadi selama sepuluh tahun terkahir di Indonesia
seperti kabut asap, luapan lumpur Lapindo, banjir, tanah longsor dan amblasan
tanah umumnya merupakan bencana akibat aktivitas manusia yang sering berlebihan
mengeksploitasi atau memanfaatkan sumber daya alam tanpa memerhatikan
kelestarian lingkungan yang seharusnya dilakukan. Sementara bencana seperti
gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami ialah merupakan bencana yang
terjadi akibat aktivitas alam dan bumi namun apabila masyarakat Indonesia dapat
memahami aktivitas alam yang ada serta memiliki sikap tanggap bencana dalam
melakukan mitigasi bencana dengan baik maka bencana-bencana alami tersebut
bukanlah menjadi suatu petaka melainkan hanya akan menajdi suatu pembelajaran
dan hikmah yang dapat dipetik.
Kita
masih teringat akan peristiwa kebakaran hutan yang beberapa waktu lalu terjadi
dimana dampak sangat buruk seperti kabut asap yang membuat kualitas udara
bersih tidak dapat dinikmati banyak orang yang bertempat tinggal di daerah-daerah
sekitar kebakaran hutan tersebut. Beberapa masyarakat di berbagai provinsi,
seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan
Kalimantan Tengah dan masyarakat di provinsi lainnya menjadi terganggu
aktivitasnya akibat kekurangan udara bersih yang ditimbulkan kabut asap. Bahkan
bencana kabut asap ini juga menyebar hingga mengganggu kualitas udara di negara
tetangga Indonesia seperti Malaysia dan Singapura. Peristiwa ini memaksa sejumlah pihak terutama
pemerintah untuk kembali menyadari pentingnya kegiatan pelestarian lingkungan
meskipun eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya di hutan tetap dilakukan.
Dalam solusi konkretnya adalah tidak menebang hutan sembarangan apalagi
membakar pepohonan di hutan untuk membuka jalan dan lahan kelapa sawit ataupun
memanen hasil hutan lainnya.
Bencana
banjir merupakan bencana yang lebih sering disebabkan oleh perilaku masyarakat
yang tidak menghargai alam seperti membuang sampah sembrangan, membangun
pemukiman padat di dekat sungai dan tidak menciptakan sistem drainase yang baik
membuat sungai mudah meluap dan menggenang hingga menimbulkan bencana banjir.
Banyak daerah-daerah yang berstatus sebagai kota-kota besar di wilayah
Indonesia sering mengalami musibah banjir salah satunya bahkan ibukota negara
Indonesia yaitu Kota Jakarta. Solusi yang paling tepat adalah membiasakan
perilaku hidup bersih terutama menciptakan kebersihan lingkungan serta
memperhatikan kondisi alam di tengah pembangunan misalkan menciptakan sistem
drainase yang baik di pemukiman penduduk, perkantoran dan tata kota terhadap
sumur resapan air dan ruang terbuka hijau menjadi prioritas dibandingkan
membangun banyak gedung mewah yang menghambat peresapan air.
Untuk bencana longsor dan amblasan tanah
keduanya merupakan bencana alam akibat aktivitas manusia yang umumnya
menggunakan lahan atau tanah di daerah-daerah rawan. Longsor akan terjadi
apabila tanah tidak memiliki kestabilan umumnya hal tersebut dipengaruhi oleh
komposisi tanah dan kondisi alam. Sebagai contoh apabila membangun pemukiman di
bawah atau di pinggir tebing tentu akan membuat potensi longsor yang besar
sehingga longor dapat terjadi dan mengakibatkan pemukimn itu tertimbun atau
runtuh dan menimbulkan korban jiwa. Sedangkan amblasan tanah terjadi pada umumnya
di daerah-daerah pertambangan atau daerah dimana tanah memiliki ketidakstabilan
pada kelembaman. Air tanah yang dikuras banyak hingga berlebihan dan daerah
pertambangan yang dieksploitasi berlebihan akan mengurangi kualitas kestabilan
tanah pada lokasi tersebut sehingga menimbulkan kerentanan tanah untuk amblas.
Ini semua dapat diatasi apabila kita memanfaatkan hasil-hasil alam seperti air
tanah dan hasil tambang secara baik tanpa berlebihan dan memperhatikan
kelestarian lingkungan seperti menanam banyak pohon agar kerentanan tanah untuk
amblas karena ketidakstabilan kelembaban tanah akan berkurang. Alam juga bukan
merupakan tempat dimana kita dapat menguras hasilnya secara terus menerus maka
dengan kata lain suatu saat hasil sumber daya alam di suatu lokasi bisa saja
habis atau dihentikan kegiatan eksploitasinya agar menjaga kelestarian
lingkungan dan siklus alam yang berlangsung. Hal inilah yang kurang dipahami
masyarakat Indonesia sehingga sumber daya alam Indonesia semakin berkurang dan justru
tidak menguntungkan bagi bangsa Indonesia sendiri tetapi hanya menguntungkan
sekelompok orang bahkan memberi keuntungan bangsa asing karena penguasaan aset
bangsa yang tidak dimiliki sepenuhnya oleh negara Indonesia.
Contoh
lain aktivitas manusia yang mengeksplotasi berlebihan sumber daya alam tanpa
memerhatikan kondisi lingkungan adalah dampak yang ditimbulkan dari bencana
luapan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Perisitiwa ini adalah bukti
nyata bahwa manusia seharusnya dapat memanfaatkan alam dengan baik dan
pengerjaan yang dipikirkan secara matang serta memerhatikan dampak lingkungan,
bukan sebaliknya. Lumpur Sidoarjo adalah bencana nasional karena kelalaian
manusia serta mengajarkan kepada masyarakat Indonesia untuk menjaga kelestarian
alam bangsa dan memanfaatkan dengan baik sumber daya yang ada dengan pengerjaan
yang teliti. Peristiwa ini sebaiknya tidak boleh terjadi lagi di Indonesia agar
kerugian akibat bencana alam yang disebabkan aktivitas manusia tidak semakin
bertambah.
Di
sisi lain terdapat bencana alam yang timbul dari aktivitas gejala alam sendiri.
Gempa bumi merupakan bencana alam yang
disebabkan oleh tenaga endogen atau tenaga dari dalam bumi yang membuat
pergerakan lempeng tektonik bumi sehingga menimbulkan getaran atau gempa. Gempa
bumi diakibatkan oleh dua aktivitas yaitu aktivitas tektonik atau pergerakan
lempeng tektonik dan aktivitas vulkanik sehingga menimbulkan gempa vulkanik
yang dalam hal ini terjadi umumnya ketika suatu gunung api akan mengalami
erupsi atau peningkatan aktivitas vulkanik. Gempa bumi merupakan bencana alam
yang sering terjadi di Indonesia, karena Indonesia merupakan zona subduksi dari
pertemuan tiga lempeng toktonik sehingga sangat wajar apabila sikap tanggap
bencana dan pembelajaran tentang mitigasi bencana gempa bumi perlu ditanamkan
kepada seluruh penduduk Indonesia bahkan sejak usia dini. Gempa bumi bukanlah
suatu bencana menakutkan dan petaka pembawa sengsara bagi negeri Indonesia
apabila masyarakat memahami tentang aktivitas kebumian dan sejarah pembentukan
geologis wilayah Indonesia sendiri. Gempa bumi merupakan proses alam yang
normal karena setiap waktunya lempeng tektonik di bumi selalu bergerak.
Indonesia juga dapat belajar dari Jepang, negara yang sering sekali dilanda
gempa bumi karena posisi wilayahanya yang secara geologi tidak jauh seperti
Indonesia yaitu zona tumbukan lempeng. Sedangkan tsunami sendiri merupakan
bencana alam akibat naiknya permukaan air laut hingga menggenangi daratan,
umumnya tsunami terjadi karena ada gempa bumi atau pergeseran lempeng bumi di
dasar laut yang membuat kenaikan permukaan air laut. Dari adanya bencana gempa
bumi dan tsunami maka diperlukan sikap kewaspadaan dan tanggap bencana serta
pembelajaran mitigasi bencana untuk dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia
karena apabila hal tersebut tertanam secara pribadi pada diri masyarakat
masing-masing maka bencana bukanlah suatu petaka yang membawa penderitaan.
Bencana perlu dipahami sebagai proses alam yang wajar dan ketika hal itu
terjadi manusia harus memberikan ruang dan waktu untuk alam melakukan
prosesnya. Manusia khususnya masyarakat Indonesia pun harus menghargai alam
yang berproses meskipun berbentuk pada suatu bencana dan menjaga serta
melestarikan lingkungan adalah cara agar
alam menemukan keseimbangannya.
Bencana
letusan gunung berapi adalah bencana yang juga sering terjadi di Indonesia.
Sebagai negara yang wilayahnya termasuk ke dalam zona Ring of Fire atau cincin gunung api dunia seperti yang dijelaskan
di atas karena aktivitas vulkanik dapat mudah terjadi di wilayah Indonesia
akibat terbentuknya zona subduksi. Letusan gunung api di Indonesia sudah sering
terjadi sejak jaman dahulu, beberapa gunung api di Indonesia mengalami letusan
yang menghasilkan dampak seperti persebaran abu vulkanik dan getaran gempa
vulkanik hingga sampai di negara bahkan benua lain. Gunung api di Indonesia
yang letusannya berdampak mengganggu aktivitas manusia di seluruh dunia, antara
lain: Gunung Krakatau, Gunung Toba yang sekarang menjadi Danau Toba dan Gunung
Tambora. Letusan gunung api juga
merupakan proses alami yang membutuhkan waktu agar gunung api tersebut dapat
melakukan erupsi serta bukanlah suatu bencana mengerikan apabila sikap tanggap
bencana dan pemahaman mitigasi bencana dimiliki oleh penduduk yang tinggal di
sekitar gunung api. Sebab terkadang masih banyak masyakarat yang belum memahami
pentingnya aktivitas mtigasi bencana seperti banyak masyarakat yang tidak mau
dievakuasi karena takut kehilangan harta benda mereka. Hal ini menjadi tugas
pemerintah maupun seluruh masyarakat Indonesia yang memahami arti penting
tanggap bencana agar mengajarkan pemahaman tentang pentingnya keselamatan
ketika bencana terjadi.
Indonesia
merupakan negara yang memiliki banyak keindahan alam. Keindahan alam tersebut
merupakan suatu anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan menjadi harta yang
paling berharga bagi seluruh masyarakat Indonesia karena dibalik keindahan alam
tersebut pula terdapat banyak kekayaan alam yang melimpah ruah dan dapat dimanfaatkan
untuk kehidupan seluruh orang di negara Indonesia. Namun pemanfaatan atau
eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan sering dilakukan masyarakat
Indonesia sehingga melupakan bahwa akan ada dampak negatif apabila keseimbangan
alam hilang karena terlalu berlebihan dalam memanfaatkan alam dan melupakan
pentingnya melakukan kelestarian lingkungan. Akibatnya banyak bencana alam yang
diakibatkan oleh manusia, seperti: banjir, tanah longsor, tanah yang amblas dan
kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap. Selain itu masyarakat Indonesia
pun belum mau memahami proses aktivitas alam yang berlaku seperti: gempa bumi,
tsunami dan letusan gunung api. Alam juga melakukan gerak dan aktivitas
sehingga menimbulkan bencana bagi manusia namun hal tersebut bukanlah suatu
petaka apabila manusia memahami alam. Alam Indonesia adalah kekayaan terbesar
bagi masyarakatnya, permadani bangsa yang perlu dijaga serta dilestarikan
apabila ingin memanfaatkannya maka lakukanlah pemanfaatan dengan teliti dan
tisak berlebihan serta tidak melupakan aspek kelestarian lingkungan agar
keseimbangan alam tetap terjamin. Selain itu marilah kita memberikan ruang dan
waktu untuk alam berproses, gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api
merupakan bagian dari proses alam yang harus dihargai oleh manusia maka manusia
harus memiliki sikap tanggap bencana dan kesadaran melakukan mitigasi bencana.
Masyarakat harus mau memahami segala proses alam dan kebumian yang terjadi
terutama di wilayah Indonesia maka ketika bencana alam terjadi kita siap dan
ikhlas untuk memberikan ruang dan waktu bagi alam untuk berproses, sehingga
bencana tersebut tidak akan banyak menimbulkan banyak kerugian apalagi
menimbulkan ketidakselamatan jiwa. Itulah mengapa alam Indonesia dapat menjadi
suatu harta yang berharga atau menjadi petaka bagi masyarakatnya. Menjaga,
melestarikan dan memahami alam merupakan suatu kewajiban manusia sebagai
khalifah dan aktor sekaligus makhluk paling sempurna di bumi karena alam tidak membutuhkan
manusia, tanpa manusia alam akan tetap ada dan berproses sedangkan manusia
sangat membutuhkan alam untuk kehidupan mereka.
Referensi
:
·
Nasir Abdul, 2014. Sejarah Sistem
Fiskal Migas Indonesia. Jakarta. Grasindo
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
(Diakses Jumat, 20 November 2015
·
Pukul 00:42 WIB)
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara
(Diakses Jumat, 20 November 2015 Pukul 01:03 WIB)
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Tektonika_lempeng
(Diakses Jumat, 20 November 2015 Pukul 01:53 WIB)
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi
(Diakses Jumat, 20 November 2015 Pukul 01:28 WIB)
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Bumi (Diakses
Jumat, 20 November 2015 Pukul 01:29 WIB)
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam
(Diakses Jumat, 20 November 2015 Pukul 01:30 WIB)
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Geografi_Indonesia
(Diakses Jumat, 20 November 2015 Pukul 01:48 WIB)
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Letusan_gunung
(Diakses Jumat, 20 November 2015 Pukul 01:38 WIB)
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapi
(Diakses Jumat, 20 November 2015 Pukul 01:18 WIB)
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_gunung_berapi_di_Indonesia
(Diakses Jumat, 20 November 2015 Pukul 01:19 WIB)
Esai ini menjadi Juara III Lomba Esai 70 Wajah Indonesia