MOVE
ON?
Karya : Faiz Deja Ramadhan
“Move
on, perpindahan dari satu kondisi ke dalam kondisi yang baru.” Itu kalau
menurutku.
Kata tersebut serasa menjadi trend saat ini bersama dengan jajaran kata lainnya
seperti galau, alay, hingga cabe-cabean. Move on bagi sebagian orang adalah hal
yang menakutkan, bagiku juga. “Ya kali aja, lama dan nyaman dengan sesuatu yang
dulu harus dilepas lalu berpindah ke yang lain.” Aku mengalami hal tersebut,
bukan masalah cinta karena seumur hidup aku hanya memiliki cinta sejati untuk
ibuku saja, dan apapun yang mengatas namakan cinta juga pasti akan berpisah
karena itu adalah hal wajar. Semua orang harus move on karena cinta. Tapi aku
tak pernah terjebak akan hal itu, cintaku setelah ibu adalah Kala (sebutan sayang), tanpa dia aku tidak akan move on. Itu komitmen.
Aku
lebih susah move on dari masa
kanak-kanak ke masa remaja dan dewasa. Aku masih seperti anak-anak hingga
umurku yang sekarang. Jika teman-teman sibuk memikirkan tabungan untuk hari
depan, aku justru sibuk memikirkan tabungan untuk bermain-main. Menjelajah
tempat-tempat indah. Aku tak memikirkan sama sekali tentang menikah, tentang
anak, bahkan ketika orang yang aku cintai, ibuku memohon untuk memikirkan
hal itu. Bagiku duniaku masih begitu nyaman, seperti anak-anak yang suka dengan
permen manis atau berlarian di halaman luas dengan teman-temannya. Aku suka
boneka seperti halnya anak-anak, lelaki mana yang suka akan boneka sepertiku? Aku juga suka film kartun ketika remaja lain yang menganggap telah
dewasa pergi ke bioskop demi film cinta atau laga. Dunia mereka serasa berbeda dengan duniaku yang masih seperti
anak-anak, belum lagi mainan yang aku kumpulkan dari hadiah salah satu paket fast food. Stiker hadiah snack
sarapan, hingga botol-botol parfum bergambar kartun. Mungkin banyak orang
bilang aku tolol dan gagal move on ke fase remaja lalu dewasa, namun bagiku tak peduli namanya hidupku gagal atau
tidak setiap hari adalah kegembiraan layaknya anak-anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar