Drama Tragedi
Suatu hari di sebuah kantor, Pak Yusuf seorang pegawai Departemen Keuangan dikunjungi oleh Ibu Dina, salah seorang direktur perusahaan televisi swasta indonesia.
Pak Yusuf : (terdengar suara ketukan di depan pintu kantor Pak Yusuf) “ Silahkan masuk ! “
Ibu Dina : “ Selamat pagi Pak Yusuf ! “
Pak Yusuf : “ Selamat pagi Ibu Dina, silahkan duduk ada yang bisa saya bantu ?“ (ekspresi Pak Yusuf sedikit bingung melihat kedatangan Ibu Dina)
Ibu Dina : “ Terima kasih Pak Yusuf, baik! Maksud kedatangan saya kemari yaitu untuk membicarakan suatu hal yang penting dengan Pak Yusuf. Apakah bapak punya waktu ?“
Pak Yusuf : “Tentu saja, memang ada hal penting apa Ibu Dina? Apa anda dan perusahaan anda mempunyai masalah ?”
Ibu Dina : “Begini Pak Yusuf,ada kendala yang membuat perusahaan saya tidak dapat beroperasi dengan baik.”
Pak Yusuf : “Apakah masalahnya berkaitan dengan pajak perusahaan anda?”
Ibu Dina : “Iya, tepat sekali! Bapak Yusuf tahu kalau perusahaan saya sudah menunggak pajak selama 3 bulan dan terancam failed.”
Pak Yusuf : “Ibu Dina mau perusahaan Ibu kembali aman?”
Ibu Dina : ” Ya, kira kira begitu saya akan membayar semua denda pajak perusahaan saya, dan saya akan memberi sedikit hadiah untuk bapak agar perusahaan saya tidak failed.”
Pak Yusuf : “ Maaf Bu, kalau untuk urusan pemberian hadiah atau pun yang lainnya saya harus menolak, karena semua itu harus sesuai dengan prosedur.”
Ibu Dina : “Lebih baik bapak berfikir lagi untuk urusan itu karena yang saya berikan kepada bapak bukan jumlah yang sedikit. Bapak pun tidak perlu takut, bapak tinggal memberi surat keputusan bahwa perusahaan saya tidak terancam failed lagi, dan bapak akan menerima sejumlah uang yang banyak.”
Pak Yusuf : “Maaf bu, uang atau rezeki yang saya terima bukan sembarangan. Saya harus menerima uang yang halal.”
Ibu Dina : “Baiklah kalu begitu Pak Yusuf, jangan sampai anda menyesal dengan tawaran saya tadi dan kalau bisa anda dapat kembali memikirkannya lagi.”
Setelah kejadian tersebut , Bu Dina pun meninggalkan ruangan Pak Yusuf dengan anda geram. Di pertemuan kedua yang tidak terduga, Ibu Dina dan Pak Yusuf bertemu di sebuah restoran.
Ibu Dina : “Maaf Pak Yusuf, apa anda sudah mempertimbangkan pilihan yang saya berikan beberapa waktu lalu?”
Pak Yusuf : “Maaf Ibu Dina, keputusan saya sudah bulat untuk menolak tawaran dari Ibu Dina.”
Ibu Dina : ‘’Ya sudah Pak Yusuf, kalau memang itu keputusan anda. Jangan sampai anda menyesal di kemudian hari.’’
Suatu hari saat Pak Yusuf hendak pulang seusai bermain golf, saat dia menuju mobilnya yang ada di tempat parkir, tiba tiba Pak Yusuf diculik oleh orang suruhan Ibu Dina. Keesokan harinya saat Pak Yusuf diculik dan di sekap oleh Ibu Dina, Pak Yusuf dengan tangan terikat berusaha mengambil handhonenya lalu dia menelpon anaknya yaitu Lisa.
Pak Yusuf : ‘’Lisa, ini ayah! Tolong ayah, ayah sedang diculik sekarang kau ke jln. Dinasti no 7.’’
Lisa : ‘’Apakah ayah baik baik saja? Tenang saja ayah, aku akan segera menolong Ayah.’’
Tiba tiba telepon pun terputus, lalu tidak lama kemudian lisa pun menuju ke tempatbayahnya disekap oleh Ibu Dinadisebuah ruangan yang kosong.
Lisa : ‘’Ayah! Ayah tidak apa pa kan? Ayah baik baik saja kan?’’
Pak Yusuf : ‘’Iya nak, ayah baik baik saja. Ayo nak, lebih baik kita cepat pergi dari tempat ini.’’
Saat Pak Yusuf menuntun lisa untuk pergi dari tempat itu, tiba tiba Ibu Dina pu datang dan melayangkan pistol ke kepala Pak Yusuf. Namun seketika Lisa menarik ayahnya ke belakang dan akhirnya Lisa pun tertembak oleh pistol Ibu Dina dan akhirnya ia pun meninggal.
Setelah tragedi tersebut, menteri Keuangan menaruh rasa hormat kepada Pak Yusuf dan Lisa putrinya karena nama baik Departemen Keuangan tidak tercoreng.
Menteri Keuangan : ‘’Kami dari Departemen Keuangan turut beduka cita terhadap kematian Nona Lisa bin Yusuf yang telah membela nama baik Departemen Keuangan dan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada Pak Yusuf dan putrinya. Perlu kita ketahui kalau Nona Lisa bin Yusuf juga seorang pahlawan muda.’’
Pak Yusuf : ‘’ Terima kasih atas perhatian bapak ibu sekalian yang bisa saya katakan adalah bahwa saya bangga dengan putri saya.’’
Sementara Itu Ibu Dina dipenjara selama 15 tahun atas hukuman pembunuhan yang Ia lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar